Parikan adalah bentuk kesenian tradisional Jawa Timur yang menggabungkan unsur puisi dengan guyonan atau lelucon. Parikan biasanya berupa gurindam atau tembang dengan pola sajak tertentu, seperti macapat atau gagrag.
Dalam kesenian parikan, penyair menggunakan gaya bahasa yang kocak, bermain kata, dan menyusun kalimat dengan irama yang khas. Tujuan utama dari kesenian parikan adalah menghibur dan membuat orang tertawa melalui kata-kata yang lucu dan cerdas.
Terdapat jenis-jenis parikan yang biasa dibacakan oleh orang-orang Jawa. Berikut pembahasannya menyadur jurnal Universitas Negeri Yogyakarta dan sumber lain pada Jumat (14/7/2023).
Baca Juga: Pengertian Parikan, Kesenian Puisi Jawa yang Unik dan Menarik
Jenis-Jenis Parikan
Berdasarkan Jumlah Baris
Jika dikelompokan menjadi jumlah baris, maka parikan ini memiliki 2 jenis yaitu parikan tunggal yang mempunyai 2 baris dan parikan ganda yang mengandung 4 baris. Berikut contoh dari masing-masing parikan tersebut.
Parikan Tunggal
Bahasa Jawa
Ana brambang sasen lima,
berjuang labuh negara
Artinya
‘Ada bawang merah satu sen dapat lima,
berjuang membela negara’
Parikan Ganda
Bahasa Jawa
Suwe ora jamu
Jamu pisan godhong cipir,
Suwe ora ketemu
Ketemu pisan gawe pikir.
Artinya
‘Lama tidak minum jamu
Minum jamu daun cipir
Lama tidak bertemu
Ketika bertemu menjadi pikiran’
Baca Juga: Mengenal Karapan Sapi, Lomba Balap Unik Khas Pulau Madura
Berdasarkan Isi
Sementara jika dikelompokan berdasarkan isinya, maka parikan akan terbagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu parikan pitutur dan parikan paseman. Parikan pitutur ini merupakan parikan yang berisikan tentang nasihat hidup untuk seseorang. Sementara parikan paseman adalah parikan yang diperuntukan untuk guyonan atau satir.
Dua jenis parikan ini memang mirip dengan pantun nasihat atau pantun sindiran. Dan parikan ini juga akan terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Berikut contoh dari masing-masing parikan.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan