Sudah sepatutnya umat Islam menghadap ke arah kiblat yang berpusat di Ka’bah, Mekkah, Arab Saudi ketika mereka sedang melakukan ibadah, khususnya salat. Ka’bah merupakan rumah Allah SWT yang menjadi pusat dari Agama Islam.
Kiblat sendiri bisa dicari menggunakan kompas digital maupun analog. Hanya perlu mengarahkan ke arah barat laut, maka para Muslim bisa dipastikan mendapat arah kiblat yang bisa digunakan untuk salat. Tetapi, terkadang situasi tidak mendukung mereka untuk menggunakan kompas dan mencari kiblat.
Itulah sebabnya rumah ibadah baik itu masjid maupun musala memberi petunjuk arah kepada jemaah ke mana kiblat diarahkan. Bentuk petunjuk ini bisa sesederhana tanda panah arah kiblat atau jika memungkinkan, menggunakan mihrab.
Baca Juga: Sejarah Masjid Al-Aqsa yang Jadi Kiblat Pertama Umat Islam
Berikut penjelasan soal pengertian mihrab dalam Agama Islam dan manfaat-manfaatnya, dikutip dari situs Wikishia pada Kamis (13/7/2023).
Pengertian Mihrab
Mihrab adalah salah satu elemen penting dalam arsitektur masjid dan digunakan sebagai penanda arah kiblat. Mihrab biasanya berbentuk setengah lingkaran atau persegi panjang dan ditempatkan di dinding yang menghadap ke arah Ka'bah di Mekah.
Umumnya, mihrab seringkali dihiasi dengan ukiran khas Timur Tengah atau kaligrafi Islami yang indah, bertuliskan berbagai macam hal seperti ayat Al-Qur’an maupun lafadz Nabi Muhammad SAW atau Allah SWT.
Seperti yang tadi sudah dijelaskan, fungsi utama mihrab adalah sebagai penanda arah kiblat untuk umat Muslim ketika sedang melaksanakan salat. Mihrab menjadi penunjuk arah yang harus dihadapi oleh jamaah masjid saat mereka berdiri dalam salat.
Selain itu, mihrab juga berfungsi sebagai simbol kehadiran Allah dalam masjid dan menjadi tempat di mana imam berdiri untuk memimpin salat. Dalam banyak masjid, mihrab juga sering menjadi tempat orang untuk membacakan khutbah.