Istilah uang takziah dapat dimaknai sebagai uang atau sumbangan yang diberikan sebagai bentuk dukungan dan penghiburan kepada keluarga yang kehilangan anggota keluarga terdekatnya, terutama saat ada kematian.
Dalam beberapa tradisi masyarakat, uang takziah diberikan oleh kerabat, tetangga, teman, atau orang-orang yang hadir dalam acara pemakaman atau ziarah.
Uang takziah sering kali diberikan kepada keluarga yang berduka untuk membantu mereka dalam menghadapi biaya pemakaman atau sebagai dukungan finansial selama masa berduka.
Baca Juga: Apakah Uang Takziah Termasuk Harta Warisan? Ini Penjelasan Buya Yahya
Lalu, bagaimana cara pembagian uang takziah yang benar?
Pendakwah Buya Yahya dalam ceramahnya menjelaskan, bahwa apabila uang tersebut diberikan secara khusus untuk pihak anggota keluarga tertentu, maka harus diberikan kepadanya. Misalnya, khusus untuk ibunya atau anak dari orang yang meninggal.
Sementara itu apabila pelayat memberikannya secara umum, maka jumlahnya harus dibagi secara merata.
"Bagaimana pembagiannya (uang takziah)? Tergantung, dilihat. Kalau (mereka) memberikannya menentukan (untuk) si A, si B, maka diberikan kepada si A, si B. Misalnya kepada anak terkecilnya, ibunya," kata Buya Yahya dilihat dari kanal YouTube pribadinya, dikutip Rabu (12/7/2023).
"Tapi kalau tidak (atau) umum, maka dibagi rata. Kalau umum, (maka) jumlah(nya) dibagi rata. Tapi kalau masuk spesial khusus untuk kamu, khusus kamu," sambungnya.
Tetapi dari itu semua, Buya Yahya menekankan bahwa yang terpenting adalah tidak ada perselisihan soal pembagian uang takziah.
"Yang terpenting dari itu semuanya (adalah) jangan ribut. Sudah dikasih sama orang, jangan ribut. Jangan sampai kita berebut yang begitu," ucapnya.
Selain uang takziah, tradisi Islam juga mendorong untuk memberikan dukungan moral, doa, serta kehadiran fisik kepada keluarga yang berduka.
Hal ini bertujuan untuk membantu menghibur dan menguatkan keluarga yang sedang menghadapi kesedihan akibat kematian.
Perlu ditekankan kembali bahwa uang takziah bukanlah kewajiban agama, tetapi lebih merupakan praktik sosial dan budaya dalam masyarakat Muslim.
Baca Juga: Harta Haram yang Dipunya, Apakah Bisa Dibersihkan? Ini Penjelasan Buya Yahya
Setiap orang dapat memberikan sumbangan sesuai dengan kemampuannya dan niat baiknya untuk membantu keluarga yang berduka.