Pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno, menilai bahwa putri Presiden ke-4 Republik Indonesia Gus Dur, Yenny Wahid, secara halus menolak tawaran dari NasDem untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan.
Adi menilai, penolakan itu, bukan untuk kali pertamanya dialami Anies. Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga ogah jadi cawapres Anies. Lalu seberapa pentingnya ketiga tokoh itu bagi Anies Baswedan?
Baca Juga: Politikus PSI Sebut JIS Warisan Anies Terlihat Megah Tapi Simpan Banyak Masalah
"Sangat kentara Khofifah menolak dan tidak nyaman jadi pendamping Anies, Mahfud MD juga menolak langsung disclaimer secara keras. Lalu Yenny Wahid," kata Adi, mengutip fajar.co.id, Selasa (11/7/2023).
Adi menilai Anies ingin mendapatkan cawapres yang bisa mendulang suara dari kalangan Nahdliyin juga yang terpenting dapat cawapres dari Jawa Timur.
"Yenny menolak halus, kalau Mahfud menolak keras. Kan Yenny juga ragu kalau Anies bisa maju di Pilpres 2024," jelasnya.
Adi juga menyoroti alasan Yenny yang mengatakan bahwa secara values (nilai-nilai) politik yang dijalankannya dengan Anies berbeda.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024