Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB) Rudi S Kamri mengaku heran dengan pernyataan juru bicara (jubir) Anies Baswedan, Surya Tjandra soal Jakarta International Stadium (JIS).
Sebelumnya, Surya Tjandra ngotot mengklaim bahwa JIS warisan Anies Baswedan itu sudah sesuai dengan standar FIFA. Tak hanya itu saja, eks politikus PSI itu juga menuding bahwa inspeksi para menteri Joko Widodo (Jokowi) ke JIS hanyalah drama dan berbau politis.
Menurut Rudi S Kamri, Surya Tjandra berlagak seolah-olah JIS ini dibangun dari uang pribadi Anies, oleh karena itu mereka bersikeras menolak renovasi stadion tersebut.
Baca Juga: Jubir Anies Klaim JIS Berstandar FIFA dan Inspeksi Cuma Drama, Rudi S Kamri Beri Balasan Menohok
"Surya Tjandra lupa, seolah-olah JIS ini dibangun dari kantong pribadinya Anies Baswedan," kata Rudi S Kamri dilihat dari YouTube Kanal Anak Bangsa, dikutip Jumat (7/7/2023).
Padahal, tutur Rudi, 80 persen anggaran dana pembangunan JIS didapatkan dari bantuan pemerintah pusat.
"Padahal 80 persen dana pembangunan JIS itu didapatkan dari program PEN, pemulihan ekonomi nasional. Artinya JIS dibangun 80 persen dari bantuan pemerintah pusat. Jadi dramanya di mana?" sambungnya.
Malahan kata Rudi, kubu Anies yang justru membuat drama dengan berlagak seolah-olah terzalimi dengan rencana renovasi JIS oleh pemerintah pusat ini.
"Justru sekarang menurut saya pendukungnya Anies termasuk Surya Tjandra membuat drama. Drama jadi korban seolah-olah Anies terzalimi dalam JIS. Mindsetnya kok koplak," ungkap Rudi.
Diketahui sebelumnya, juru bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra menilai inspeksi yang dilakukan pemerintah ke Jakarta International Stadium (JIS) sangat berlebihan.
Anggapan berlebihan itu seiring inspeksi yang menurut Surya hanya difokuskan ke rencana perbaikan rumput stadion. Padahal menurut dia rumput JIS serupa dengan rumput yang digunakan di banyak stadion internasional.
Ia memandang rencana pemerintah melalui Kementerian PUPR untuk renovasi rumput JIS yang memakan biaya hingga Rp 6 miliar dianggap berlebihan.
Ia menganggap rencana renovasi JIS tersebut sebagai bagian dari rencana politisasi dibanding untuk pelaksanaan tuan rumah Piala Dunia U17.
Dalam keterangannya, Surya turut menyoroti sikap dua menteri di pemerintah yang langsung mengundang kontraktor rumput untuk memeriksa rumput JIS. Padahal, kata Surya, seharusnya yang bisa menilai rumput JIS layak atau tidak adalah FIFA.
Ia mengatakan menjadi tidak etis ketika pihak yang memiliki kepentingan bisnis justru diminta untuk memberikan evaluasi.
Ia merasa ada keanehan ketika proses evaluasi dan yang belum selesai, tetapi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sudah mebawa kontraktor dalam inspeksi JIS.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan