Menu


Hati-hati Sifat Riya ketika Ibadah, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Hati-hati Sifat Riya ketika Ibadah, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Kredit Foto: Unsplash/Jim Pave

Konten Jatim, Jakarta -

Pada salah satu tausiahnya, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan agar menjauhi sifat riya, apalagi riya dalam beribadah. Jangan sampai amalan ibadah kita rusak karena perbuatan riya. 

"Awas riya dalam ibadah, itu termasuk cukup banyak. Paling saya khawatirkan di puncak ibadah ada riya, itu bahaya. Puncak rukun Islam itu haji, haji kecilnya umrah. Betapa banyak dengan izin Allah, kadang diperlihatkan keadaan-keadaan di kota suci Makkah, tidak sedikit riya hadir dalam kehidupan, selfie dibawa ke kota suci," ujar Ustadz Adi Hidayat, mengutip video yang diunggah di kanal Youtube Ceramah Pendek, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga: Pengertian Ahlus Shuffah, Sahabat Nabi yang Cinta Pendidikan dan Ibadah

Ustadz Adi Hidayat melanjutkan, sangat disayangkan ketika akhirnya seseorang memiliki rezeki lebih dan diizinkan Allah beribadah Umrah, justru ibadah umrahnya rusak karena sikap riya. 

Contohnya, ketika ada seseorang yang melaksanakan Sa'i dengan live streaming, bahkan ketika tawaf. Maka hati-hati, ibadah yang sudah dilakukan segala rupa justru gugur.  

"Sayang, antum uang banyak, tenaga banyak, sekarang live, masya Allah. tangan kanan dekat Kakbah (pegang smartphone). Saking riyanya, tangan kanan begini (pegang smartphone), kiri begini (mengarah Kakbah)," jelas Ustadz Adi Hidayat.

"Sudah riya salah, amalan jadi keliru," tambahnya.   

Baca Juga: Apakah Boleh Ibadah Bukan karena Allah SWT? Ini Penjelasan Buya Yahya

Kemudian Ustadz Adi Hidayat menjelaskan salah satu ayat yaitu Albaqarah ayat 264, yang bunyinya: Hai orang-orang yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah SWT, jangan dibatalkan semua kebaikan amal sholeh yang pernah Anda tenun dengan melakukan perbuatan yang merusak amalan yaitu riya.

Salah satu contohnya, ketika orang berinfaq tapi riya. Riya ini menjadi masalah dan akhirnya batal. Ketika suatu amalan batal, maka artinya tidak mendapat pahala. 

"Alquran beri satu contoh seperti orang infaq tapi riya. Maka infaq-nya batal," pungkasnya.