Menu


Jika Pilih Yenny Wahid Jadi Cawapres, Pengamat Sebut Anies Bakal Hadapi Konsekuensi Ini

Jika Pilih Yenny Wahid Jadi Cawapres, Pengamat Sebut Anies Bakal Hadapi Konsekuensi Ini

Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan

Konten Jatim, Jakarta -

Yenny Wahid, putri presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, masuk dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.

Pengamat politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam membeberkan sejumlah konsekuensi jika Anies sampai memilih Yenny.

Pertama, memastikan basis dukungan dari Partai Demokrat dan PKS tetap dalam koalisi perubahan. Hal itu mengingat Demokrat dan NasDem selama ini telah mengusulkan nama cawapres dari kader masing-masing.

Baca Juga: NasDem Lirik Yenny Wahid Jadi Cawapres, Pengamat: Bisa Hapus Stigma Negatif Anies Baswedan

"Memilih Yenny dihadapkan pada sejumlah tantangan, pertama basis dukungan partai, di mana Partai Demokrat dan PKS telah memiliki usulan nama dari kader masing-masing, sedangkan kuota atau hak veto NasDem sudah digunakan penunjukkan Anies sebagai capres yang merepresentasikan wajah NasDem," ujar Khoirul di Jakarta, Rabu (5/7/2023).

Khoirul menjelaskan, memilih Yenny juga dihadapkan pada tantangan masih terbatasnya tingkat elektabilitas personal Yenny yang masih belum kompetitif.

Sehingga, menjadi Yenny sebagai cawapres Anies kemungkinan basis dukungannya akan optimal di Jawa Timur saja. "Namun melemah di provinsi-provinsi yang lain, terutama di luar Jawa," ujarnya.

Namun demikian, menurut Khoirul, pemilihan Yenny juga memiliki keuntungan bagi Anies. Dalam konteks ini, Yenny dapat merepresentasikan elemen kekuatan NU yang mewakili karakter Islam moderat dan nasionalisme-religius.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) itu menyebut, faktor tersebut bisa dimanfaatkan Anies untuk menepis tudingan kedekatannya dengan Islam konservatif.

"Selain itu, Yenny juga mewakili elemen kekuatan politik perempuan, yang tampaknya tidak ada dalam radar pembacaan potensi cawapres di lingkaran Ganjar maupun Prabowo," ujarnya.

Khoirul menilai, munculnya nama Yenny juga sebagai bentuk manuver kekuatan politik yang ada di Koalisi Perubahan. Hal itu sebagai akibat dari lambatnya Anies untuk mengumumkan pendamping menyambut Pilpres 2024.

Menurut dia, sikap gamang Anies dimanfaatkan oleh elemen di dalam Koalisi Perubahan untuk memantik berbagai spekulasi nama baru dalam bursa cawapres Anies.

Baca Juga: Anies Disarankan Gaet Yenny Wahid Jadi Cawapres, Pengamat: Sosok Independen, Dapat Diterima Parpol Mana pun

"Karena itu, besar kemungkinan nama-nama baru sengaja dimunculkan untuk menghadirkan tekanan terhadap nama cawapres yg telah ditetapkan," ujar Khoirul.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.