CEO Kanal Anak Bangsa Group, Rudi S Kamri, menyoroti rencana pemerintah untuk merenovasi Jakarta International Stadium (JIS). JIS menjadi salah satu opsi lokasi pertandingan Piala Dunia U-17 yang mana Indonesia menjadi tuan rumahnya.
Menurut Rudi, keputusan pemerintah untuk merenovasi JIS adalah bukti bahwa stadion tersebut dibangun secara asal-asalan. JIS sendiri dibangun ketika Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Artinya stadion JIS dibangun asal-asalan dan tak penuhi standar FIFA dan pemerintah bukan mengecam JIS. Bahkan bersedia merenovasi JIS," kata Rudi, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Kanal Anak Bangsa, Minggu (2/7/2023).
"Itu disampaikan Menteri PUPR Basuki kalau diarahkan oleh Presiden Jokowi. Jadi tidak ada kepentingan untuk mencela JIS atau membongkar monumen, mahakarya Anies," tambahnya.
Komentar Rudi ini juga datang setelah Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi meminta agar kekurangan JIS tidak menjadi bahan kecaman terhadap Anies. Rudi kemudian menegaskan tidak ada hubungannya Anies dan JIS mengingat pembangunannya menggunakan dana Percepatan Ekonomi Nasional (PEN).
Baca Juga: Nilai Pembangunan JIS Serampangan, Kader PDIP: Agenda Kampanye Murahan Anies Baswedan
"Sebetulnya saya juga ingin kritisi mahakarya Anies yang mana? Pendukung Anies lupa bahwa 8o persen dana pembangunan JIS ini diperoleh dari dana PEN yang disalurkan melalui PT Saryana Multi Infrastruktur, dipinjamkan ke Pemda DKI. Jadi 80 persen pembangunan stadion dari pemerintah pusat, jadi kenapa diributkan gitu?" kata Rudi.
Sebelumnya Rudi juga mengungkapkan keheranannya mengapa pendukung Anies begitu bereaksi ketika ada wacana renovasi JIS. Padahal hal ini dilakukan juga demi kenyamanan pendukung bola nantinya.
"Tidak ada kepentingan politik apapun atau menjerumuskan Anies, tidak, ini fakta. Manakala JIS disenggol, pendukungnya Anies kok berontak termasuk Sekjen PKS macam tidak boleh mengecam Anies. Tak ada hubungannya Anies dan JIS," pungkas Rudi.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan
