Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Muchlis A Rofik mengungkap kekurangan Jakarta International Stadium (JIS), stadion kebanggaan Anies Baswedan yang akan direnovasi untuk Piala Dunia U-17.
JIS masuk daftar calon lokasi pertandingan Piala Dunia U-17 2023 di mana Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah yang berlangsung pada 10 November-2 Desember 2023.
Baca Juga: Heru Budi Diminta Tak Gengsi Benahi JIS Warisan Anies demi Piala Dunia U-17
"Daftar kekurangan (JIS) dari area parkir, akses masuk, kualitas tribun," ujar Muchlis di akun Twitter-nya, mengutip fajar.co.id, Minggu (2/7/2023).
Pengamat Politik ini lantas membagikan rincian peristiwa yang pernah dialami JIS sejak diresmikan Anies saat menjabat gubernur DKI Jakarta.
Mulai dari anggaran pembangunan JIS yang menelan dana hingga Rp5 triliun. Pembangunan stadion yang diprakarsai oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada saat itu mengalami banyak rintangan bahkan sejak diwacanakanya.
Selain itu, 80 persen anggaran pembangunan JIS berasal dari utang Pemprov DKI ke pemerintah pusat. Pembangunan JIS mulai kick-off sejak 2019. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Anies pada 14 Maret 2019.
Pada 24 Juli 2022 pembatas tribun JIS ambruk saat peresmian. PSSI lantas mengambil kesimpulan bahwa JIS tidak layak menggelar pertandingan sepak bola standar FIFA.
Pada Februari 2023, band Dewa 19 menggelar konser di JIS yang dibanjiri puluhan ribu penonton. Lagi-lagi JIS banyak dikeluhkan bahkan dianggap tidak layak menggelar event-event besar.
Saat Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 yang bertepatan dengan konser Coldplay di Jakarta, JIS kemudian digadang-gadang menjadi calon venue gelaran Piala Dunia U-17.
Namun Presiden Jokowi memerintahkan Mempora merenovasi JIS sesuai standar.
"Semua itu penting banget karena urusan dg puluhan ribu penonton," ungkap Muchlis.
Ia meminta publik utamanya pendukung dan loyalis Anies legowo bahwa JIS memang sudah seharusnya direnovasi. Bukan dengan menutupi kekurangan JIS dengan memobilisasi sentimen agama dan politik.
"Jadi perbaikan perlu. Dan mesti disikapi biasa saja. Ada masalah, akui. Gak usah ditutupi dengan mobilisasi sentimen agama," pungkasnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO