Menu


Makna dan Sejarah Festival Bandeng: Ternyata dari Zaman Sunan Giri

Makna dan Sejarah Festival Bandeng: Ternyata dari Zaman Sunan Giri

Kredit Foto: Pemkab Sidoarjo

Konten Jatim, Depok -

Festival Bandeng adalah sebuah acara budaya yang diselenggarakan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Indonesia. Acara ini menjadi ajang perayaan tradisional yang khas dan telah menjadi bagian dari identitas budaya Gresik, diminati oleh masyarakatnya. 

Mengadakan Festival Bandeng memberikan berbagai dampak positif bagi masyarakat Gresik. Selain mempromosikan pariwisata lokal, festival ini juga menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat, terutama para pedagang kuliner dan pengrajin produk olahan bandeng. 

Dijelaskan bahwa sejarah Festival Bandeng ini sudah ada sejak zaman Sunan Giri menyebarkan dakwah Agama Islam di wilayah Gresik dan sekitarnya. Berikut informasinya beserta makna dari Festival Bandeng mengutip situs Info Gresik pada Kamis (29/6/2023).

Baca Juga: Festival Bandeng dari Gresik: Sederhana Namun Bergelora

Sejarah Festival Bandeng

Tradisi Festival Bandeng memiliki berbagai versi sejarah yang berbeda. Versi pertama berasal dari tradisi mudik atau pulang kampung menjelang lebaran. Pada zaman dahulu, santri-santri Sunan Giri di pondok pesantren Giri Kedaton melakukan mudik dan membawa oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman. 

Karena Gresik terkenal dengan ikan bandeng berkualitas tinggi, mereka memilih ikan bandeng sebagai oleh-oleh. Sunan Giri, yang prihatin akan kondisi ekonomi masyarakat Gresik, mengajarkan cara beternak ikan bandeng sebagai solusi untuk memperbaiki perekonomian masyarakat pesisir.

Versi kedua mengaitkan tradisi pasar bandeng dengan Buyut Senggulu, keturunan Sunan Giri. Syekh Djalaluddin atau Buyut Senggulu adalah seorang pendakwah Islam yang menyebarkan agama di daerah Trate. 

Baca Juga: Bukit di Gresik Dinamai 'Bukit Jamur', Tapi Isinya Bukan Jamur

Salah satu putrinya, Nyai Mas, menikah dengan Kyai Qomis, keturunan kerajaan Islam Palembang. Setiap tahun menjelang lebaran, keluarga Kyai Qomis dari Palembang datang ke Gresik dan membawa banyak orang. Masyarakat Gresik memanfaatkan kunjungan tersebut untuk berjualan bandeng.

Versi lain menyebutkan bahwa tradisi pasar bandeng bermula pada zaman kolonial Belanda. Penduduk Gresik, yang mayoritas memiliki usaha pertambakan bandeng, menjual bandeng secara kolektif. Sejak itu, Gresik terkenal dengan ikan bandeng berkualitas tinggi, dan istilah "Gresik ya Bandeng" muncul. 

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Tampilkan Semua Halaman