Politisi senior PDI Perjuangan (PDIP) Panda Nababan menjadi sorotan setelah menyebut Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tidak layak untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Panda bahkan menyebut Gibran sebagai bocah ingusan.
"Gibran anak ingusan kok, gimana? Nanti anak itu besar kepala, masih belajar dulu lah," kata Panda dalam sebuah diskusi politik yang disiarkan secara daring di Jakarta, Senin (26/6/2023).
Namun, mengutip Republika pada Kamis (29/6/2023), pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram mendengar anak sulung sang presiden disebut sebagai 'anak ingusan oleh elite PDIP tersebut. Majelis Pimpinan Nasional Solidaritas Ulama Muda Jokowi (MPN Samawi) menilai Panda gagal paham terhadap tren perkembangan pemimpin masa kini.
Baca Juga: Gibran Disebut Bocah Ingusan Oleh Panda Nababan, Pengamat: Bisa Lukai Pendukung Jokowi
"Beliau gagal paham fakta global tren. Perdana Menteri Finlandia anak muda, Presiden Kosovo dan Perdana Menteri Selandia Baru juga sama. Presiden Macron waktu terpilih pertama di Perancis juga muda. Ini jelas global tren," kata Sekretaris Jenderal MPN Samawi, Nizar Ahmad Saputra kepada wartawan di Jakarta, Kamis (29/6/2023).
Dia menyebut, Panda jelas gagal literasi sejarah pemimpin bangsa yang merupakan anak-anak muda. Indonesia memiliki pemimpin muda kompeten yang terbukti berkontribusi terhadap perjalanan bangsa.
"Panda Nababan darurat literasi, ahistoris, lupa sejarah. Bukankah kita semua mafhum bahwa Bung Karno, Hatta, Tan Malaka, Syahrir, dan lain-lain itu tokoh muda? Tokoh Boedi Oetomo kala itu anak-anak muda yang tertuang dalam sejarah juga Sumpah Pemuda," jelas Nizar.
Baca Juga: Sindir Gibran Bocah Ingusan, Kader Gerindra Solo Ajak Elite PDIP Mampir ke Kotanya
Pernyataan Panda yang menyatakan Gibran 'anak ingusan' sangat tidak tepat diarahkan kepada putra sulung Presiden Jokowi itu. Nizar menilai, Gibran telah berbuat banyak untuk Kota Solo dan meraih banyak prestasi.
"Diksi anak ingusan itu tendensius dan konotasinya meremehkan. Padahal yang dia komentari ini, dengan tangan dan gaya dinginnya, sudah berbuat banyak. Solo dipimpin Gibran, angka kemiskinan turun jauh. Ekonomi meningkat tajam. Kunjungan wisatawan menggeliat. Sisi kehidupan keberagaman juga semakin inklusif dan kota toleran. Apa begini anak ingusan?" kata Nizar menggugat.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO