Menu


Sekda DKI Bela Ganjar soal Cawe-cawe di Pasar: Kami Terima Masukannya

Sekda DKI Bela Ganjar soal Cawe-cawe di Pasar: Kami Terima Masukannya

Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo

Konten Jatim, Jakarta -

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono buka suara terkait Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menghubunginya pada Minggu (25/6/2023).

Joko menyebut Ganjar saat itu hanya sekadar menyampaikan aduan dari para pedagang Pasar Anyar Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Karena itu, Joko tak mempermasalahkan tindakan Ganjar meski berstatus Gubernur Jawa Tengah. Ia menganggap Ganjar menyampaikan aduan sebagai warga negara.

Baca Juga: Ganjar dan Anies Foto Bareng di Mina, PPP: Capres yang Dicoblos Seperti Itu, Masa yang di Bawah Berantem?

"Pak Ganjar ini kan warga negara, memberitahu ada satu daerah. Satu titik di Jakarta itu yang belum apa namanya, ya masih ada kekurangan, ya kami terima masukannya," ujar Joko di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/6/2023).

Atas informasi yang disampaikan Ganjar, pihaknya akan melakukan tindak lanjut, yakni dengan mengkaji biaya retribusi untuk pedagang di Pasar Anyar Bahari.

"Iya dong pasti. Pasti ditindaklanjuti lah," ucapnya.

Ia pun menegaskan tindak lanjut ini bukan semata-mata karena permintaan Ganjar. Siapa pun yang menyampaikan aduan diklaimnya pasti akan diterima.

"Ini bukan memenuhi permintaan Pak Ganjar ya. Kalau kami melihat sesuatunya itu dia memberikan informasi. Tidak hanya Pak Ganjar yang kami tindak lanjuti," pungkasnya.

Sementara itu, pengamat politik Ujang Komarudin menyesalkan tindakan Ganjar Pranowo yang menelpon Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono untuk menyampaikan keluhan warga Jakarta. Menurutnya, hal itu tidak pantas untuk dilakukan.

Menurutnya, memang tidak ada aturan yang melarang Ganjar untuk menelpon Heru di depan publik. Namun, apa yang dilakukan Ganjar dinilainya kurang beretika dan menimbulkan kesan cawe-cawe atau ikut campur.

"Memang tidak pas, tidak cocok, tidak elok dalam konteks itu. Ya boleh sih boleh saja, tetapi tadi ada kesan cawe-cawe," ujar Ujang kepada wartawan, Senin (26/6/2023).

Apalagi, kata Ujang, Ganjar masih berstatus sebagai Gubernur Jawa Tengah dan belum menjadi Presiden. Jika Presiden yang melakukannya, maka masih bisa diterima.

"Ada kesan perintah kepada Heru, padahal kan Ganjar juga gubernur setara gitu. Ganjar bukan presiden, masih capres, belum presiden kan begitu," jelasnya.

Jika memang Ganjar ingin merebut simpati masyarakat, maka seharusnya aduan itu disampaikan secara lewat surat menyurat secara tertutup. Agar nantinya aspirasi masyarakat bisa disampaikan tanpa menimbulkan kesan miring dari publik.

"Kalau mau katakanlah menyampaikan aspirasi dari masyarakat DKI ya berkirim surat lah, ya kalau menelepon pun konteksnya bukan perintah lah," tutur Ujang.

Baca Juga: Banjir Jawa Tengah Belum Selesai, Loyalis Anies: Ganjar Tak Punya Empati, Sok Jadi Pahlawan di Kampung Orang

"Lalu ketika menelepon heru, menelepon sekda gitu. Seolah-olah, Heru dan Sekda itu bawahannya ganjar, ini kan gak bagus, nggak tepat cawe-cawe itu," tambahnya memungkasi.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.