Belakangan ini Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun yang terletak di Indramayu, Jawa Barat menjadi sorotan publik. Hal ini lantaran ponpes tersebut yang diduga menyebarkan ajaran menyimpang Islam.
Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang dinilai menyebarkan ajaran-ajaran yang menyimpang dari Islam. Masyarakat pun dibuat cemas, sehingga tak sedikit yang meminta pihak berwenang untuk mengambil tindakan tegas.
Polemik Ponpes Al Zaytun mendapat perhatian dari dua tokoh agama yakni Habib Rizieq Shihab dan Ustaz Abdul Somad atau UAS.
Baca Juga: Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Resmi Dilaporkan ke Bareskrim
Habib Rizieq berpendapat sama bahwa ajaran Al Zaytun menyimpang dari ajaran syariat Islam. Ia menegaskan bahwa Al Zaytun seharusnya dilarang di Indonesia.
Sebab, kata dia, di sana ada pembelajaran ijtihan berbeda yang ditetapkan pemerintah.
"Yang seharusnya dilarang adalah pesantren yang mengajarkan salam Yahudi. Yang seharusnya dilarang adalah pesantren yang mengadakan shalat Jumat dengan campuran antara perempuan dan laki-laki," ujar Habib Rizieq dalam video yang beredar di YouTube.
Oleh karena itu, Habib Rizieq heran mengapa Ponpes Al Zaytun masih beroperasi di Indonesia.
"Apakah pesantren seperti ini yang bertentangan dengan Islam tidak seharusnya dilarang? Apakah harus ditutup? Apakah harus ditutup?" tanyanya dengan sindiran.
Sementara itu, UAS juga menyatakan bahwa hal ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh orang Yahudi.
Penceramah asal Riau ini meminta penegak hukum untuk segera meringkus Panji Gumilang selaku pemimpin Al Zaytun. Menurut UAS, Panji adalah antek-antek Yahudi.
"Orang ini (Panji Gumilang) harus ditangkap, ia adalah antek Yahudi," ujar UAS.
Baca Juga: Soal Polemik Ponpes Al Zaytun, Wapres Ma'ruf Serahkan ke Mahfud MD
"Jangan memasukkan anak-anak ke Al Zaytun karena meskipun bangunan mereka megah, ternyata ajarannya sesat. Guru mereka di depan para santri di dalam masjid mengajarkan lagu 'Havenu Shalom Aleichem'," tegas dia.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO