Puisi yang dibacakan oleh budayawan Butet Kartaredjasa pada puncak perayaan Bulan Bung Karno di Stadion Utama GBK masih menjadi perbincangan publik. Terbaru PDI Perjuangan (PDIP) juga ikut menyoroti.
Pasalnya, sejumlah pihak disebut-sebut disindir Butet seperti bacapres Gerindra Prabowo Subianto hingga bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan.
Penggagas kolaborasi Jakarta Andi Sinulingga menyebut, Anies tetap tak merespons hinaan itu.
"Anies itu diserang, diolok-olok, dihina, difitnah, tapi dia tetap kalem, bahkan tak menggubris sama sekali, seakan serangan-serangan itu tak pernah ada," ucap Andi Sinulingga, dalam cuitannya, Selasa, (27/6/2023).
Lebih lanjut kata loyalis Anies ini justru menyebut Butet sendiri yang terhina.
"Terakhir si buset menghinanya pandir (dungu) meski tak langsung sebut namanya, tapi lihat hasilnya, justru si buset sendiri yang terhina," tandas mantan politikus Partai Golkar ini.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat mengaku menyayangkan monolog Butet.
"Kalau sudah seperti itu, ya sebetulnya disampaikan di acara partai kita itu seperti itu tidak bagus lah. Tidak bagus. Kurang elok lah, kurang elok," tutur Djarot.
Berikut monolog Butet:
"Di sini semangat meneruskan, di sana maunya perubahan. Oh begitulah sebuah persaingan. Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya, begitulah kalau otaknya pandir.
Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha kok, koar-koar mau dijegal.
Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik.
Cucu komodo mengkeret jadi kadal, tak lezat digulai biarpun pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuman transaksional, dijamin bukan tauladan kelas negarawan".
Baca Juga: Puisi Butet Singgung Capres Hobi Menculik, Gerindra: Tidak Jelas Subjek dan Objeknya
Sebelumnya, Butet juga menyebut dirinya banyak dibantu Presiden kelima Megawati Soekarnoputri selama ini.
"Sudah dua tahun tidak mati-mati bunga itu," ungkap Butet dalam kegiatan Rakernas III PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO