Budayawan Butet Kartaredjasa menuai sorotan karena pantunnya yang menyinggung ihwal presiden yang hobi menculik. Sindiran ini disebut-sebut mengarah kepada Bacapres Gerindra Prabowo Subianto soal dugaan pelanggaran HAM pada kerusuhan 1998 silam.
Selain Prabowo, Butet juga menyindir soal penjegalan KPK yang dipercaya mengarah kepada calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan.
Baca Juga: Pengamat: Butet Sampaikan Kritik di Acara PDIP, Itulah Awal Kegaduhan
Pantun tersebut berbunyi: Ya, begitulah kalau otaknya pandir. Pepes ikan dengan sambal terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh kok koar-koar mau dijegal.
Loyalis Anies Baswedan, Geisz Chalifah, tidak terima jika capres pilihannya itu disindir otaknya pandir. Mantan Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol ini menyindir balik Budayawan Senior Butet Kertaradjasa. Menurutnya, cara bicara Butet dipenuhi banyak dengki.
“Ketika seniman berlaku sebagai partisan, bicaranya dipenuhi dengki pd org lain. Maka patutlah dia diberi nama sipandir,” kata Geisz dalam cuitannya di Twitter, mengutip fajar.co.id, Selasa (27/6/2023).
Baca Juga: Minta Puisi Butet Kartaredjasa Tak Perlu Ditanggapi Berlebihan, Mardani PKS: Semua Husnuzan Saja
“Tua itu soal umur, dewasa adalah pilihan. Ketika hidup dikerumuni penyakit dalam tubuh. Lalu meluapkan kebencian. Dia sedang memaki hidupnya sendiri,” tambahnya.
Sebelumnya, Butet juga menyebut dirinya banyak dibantu Presiden kelima Megawati Soekarnoputri selama ini.
“Sudah dua tahun tidak mati-mati bunga itu,” ungkap Butet dalam kegiatan Rakernas III PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO