Menu


Ketua BEM UI Ancam Jokowi 'Turun dengan Baik atau Berdarah-darah', Rudi S Kamri: Jangan Ngotot Merasa Paling Benar

Ketua BEM UI Ancam Jokowi 'Turun dengan Baik atau Berdarah-darah', Rudi S Kamri: Jangan Ngotot Merasa Paling Benar

Kredit Foto: YouTube/Kanal Anak Bangsa

Konten Jatim, Jakarta -

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB) Rudi S Kamri menyebut Ketua BEM UI Melki Sedek Huang tampak merasa paling benar dibandingkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini menyusul pernyataan Melki terkait apakah Jokowi mau turun dari jabatan presiden secara baik-baik atau berdarah-darah.

Menurut Rudi, semangat kemahasiswaan Melki harus ditunjang juga dengan wawasan demokrasi dan kebangsaaan secara luas.

Baca Juga: Ketua BEM UI Ancam Jokowi Mau Turun Baik-baik Atau Berdarah-darah, Rudi S Kamri: Anak Muda Arogan

"Melki itu harus sadar diri bahwa semangat kemahasiswaannya harus ditunjang dengan wawasan demokrasi dan wawasan kebangsaan secara luas," kata Rudi S Kamri, dilihat dari YouTube Kanal Anak Bangsa, dikutip Jumat (23/6/2023).

"Tidak bisa serta-merta ngotot paling merasa benar, harus mencoba memahami posisi dari Presiden Jokowi sendiri," sambungnya.

Tak hanya itu saja, loyalis Ganjar Pranowo ini juga menilai ucapan Melki menandakan adanya sifat arogan dari dirinya sendiri.

"Saya melihat ada aroma arogansi dari anak muda ini. Dia alih-alih mengatakan sebagai seorang demokrat, tapi bagi saya, Melki Sedek Huang ini, karena terlalu arogan sehingga dia kehilangan roh kedemokrasiannya," ungkapnya.

Perspektif seorang presiden seperti Jokowi, tutur Rudi, tak bisa serta-merta disamakan dengan perspektif seorang ketua BEM seperti Melki.

Menurutnya, Jokowi sebagai kepala negara sudah pasti punya perspektif yang melihat segala sesuatunya secara keseluruhan untuk mengatasi permasalahan bangsa.

"Kalau kita melihat perspektif yang dibuat oleh seorang ketua BEM UI dibandingkan dengan perspektif seorang kepala negara, sudah pasti jauh," ucapnya.

"Perspektif dari ketua BEM UI indikatornya hanyalah karena pemerintah dan DPR mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja, hanya itu saja. Kalau indikatornya hanya itu lalu dianggap Presiden Jokowi gagal, ini kan cetek sekali," lanjutnya.

"Sedangkan perspektif seorang presiden itu dari helicopter view, melihat permasalahan kebangsaan, permasalahan negara ini begitu complicated, begitu luas, dan begitu banyak masalah, sehingga presiden harus memberikan masukan-masukan atau kebijakan-kebijakan yang menyeluruh," tuturnya.

Sebelumnya, viral potongan video Melki Sedek Huang yang juga ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) melontarkan kalimat ancaman kepada Presiden Joko Widodo.

Dari penelusuran, klip tersebut merupakan bagian dari video podcast Youtube eks ketum KPK Abraham Samad. Di dalam video, Melki membahas perihal kondisi Indonesia hari ini.

Melki kemudian menyebut bahwa di tahun ke-10 atau tahun terakhir Jokowi menjadi presiden, apakah ia mau turun secara baik-baik atau berdarah-darah.

Baca Juga: Panda Nababan Sebut Kedekatan Jokowi dan Prabowo Sekadar Basa Basi

"Presiden Jokowi ini kan sudah akan memasuki tahun ke-9, tahun ke depan ini artinya kan tahun ke-10 dan tahun terakhir. Mari kita lihat, apakah presiden Jokowi mau mengakhiri kekuasaannya dengan baik-baik atau berdarah-darah," ucap mahasiwa asal Pontianak tersebut.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024