Semenjak video viral yang memperlihatkan wanita untuk salat Idulfitri di barisan pria, Pondok Pesantren Al-Zaytun semakin ramai dibincangkan karena rupanya sudah lama menerapkan paham-paham yang bertentangan dengan Agama Islam.
Ponpes yang didirikan oleh sosok Panji Gumilang ini memiliki sederet tingkah laku yang berlawanan dengan syariat Islam. Buntutnya, mereka didemo oleh masyarakat Indramayu, Jawa Barat yang mulai gerah dengan ajaran-ajaran berkedok Islam namun sesat.
Mengutip Suara.com pada Jumat (23/6/2023), berikut daftar kontroversi Ponpes Al-Zaytun yang meresahkan masyarakat sekitar dan harus segera ditangani.
Baca Juga: Sosok Panji Gumilang, Pendiri Ponpes Al Zaytun yang 'Sesat'
Daftar Kontroversi Ponpes Al Zaytun
1. Penggabungan Shaf Laki-laki dan Perempuan
Saat salat Idulfitri yang berlangsung April 2023 lalu, terjadi pencampuran antara shaf jamaah laki-laki dan perempuan. Unggahan akun Instagram @kepanitiaanalzaytun, memperlihatkan foto shaf shalat Ied yang menunjukkan perempuan dan laki-laki saling berdampingan. Bahkan, jamaah perempuan ditempatkan di posisi terdepan di antara jamaah laki-laki.
2. Shaf Berjarak
Masih soal shaf salat, Lembaga Bimbingan Masyarakat Nahdlatul Ulama (LBM NU) Jawa Barat menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan oleh Pompes Al-Zaytun dalam melaksanakan shalat berjarak, berdasarkan penafsiran Al Zaytun terhadap Q.S Al-Mujadalah ayat 11 dianggap menyimpang.
Menurut LBM NU, penyimpangan tersebut terlihat dari penafsiran Al Zaytun terhadap kata "Tafassahu" dalam ayat Al-Qur'an. LBM NU pendekatan ini bertentangan dengan hadits shahih yang dengan tegas memerintahkan umat Islam untuk merapatkan barisan saat shalat.
Baca Juga: Fenomena Baru, Mahfud MD Harap Tim Investigasi Dapat Selidiki Ponpes Al Zaytun dengan Baik
3. Bawakan Lagu Umat Yahudi
Baru-baru ini, Ponpes Al-Zaytun menjadi sorotan publik setelah beredar video di media sosial yang menunjukkan pemimpin Ponpes Al Zaytun memimpin ucapan salam dalam Agama Yahudi lengkap dengan nyanyiannya. Video ini diunggah oleh akun Instagram @say.kocak pada Minggu (7/5/2023).
Dalam video yang viral tersebut, pemimpin Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang, mengajak para santri untuk menyanyikan Hevenu Shalom Alechem, yang merupakan ucapan salam untuk umat Yahudi, yang kebetulan juga digunakan umat agama lain seperti Kristen.
4. Adzan Tidak Menghadap Kiblat
Sempat terlihat muadzin di Masjid Al-Zaytun mengumandangkan adzan menghadap jamaah shalat, bukan menghadap kiblat. Hal ini bertentangan dengan berbagai hadits yang memerintahkan adzan untuk menghadap kiblat.
5. “Al-Qur’an Bukan Kalam Allah”
Kontroversi terbaru yang melibatkan Ponpes Al-Zaytun terungkap melalui unggahan Instagram @info_uniik pada Jumat (16/06/2023). Dalam video kontroversial ini, Panji Gumilang mengatakan kalau Al-Qur'an bukanlah kalam Allah SWT, tetapi kalam dari Nabi Muhammad SAW.
Dalam video tersebut, ia menjelaskan bahwa Rasulullah SAW lah yang menjadi sosok di balik penyebarluasan Al-Qur’an, bukan Allah SWT. Panji bahkan meremehkan kalau masyarakat Indramayu tidak akan memahami informasi ini.
Baca Juga: Polisi Masih Cari Unsur Pidana Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang yang Diduga Hina Agama
6. Bagian dari NII
Pada tahun 2020, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pengkajian dan Penelitian, Prof. Utang Ranuwijaya, melakukan penelitian terhadap Ponpes Al-Zaytun. Hasil penelitian tersebut menemukan adanya ajaran sesat yang diajarkan di Ponpes Al-Zaytun.
Selain itu, terdapat kaitan antara pimpinan Al Zaytun dengan Negara Islam Indonesia (NII) KW IX, sebuah gerakan pemberontakan bersenjata yang dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dan terlibat dalam aktivitas pemberontakan bersenjata. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo sendiri ditangkap dan dieksekusi pada tahun 1962.
Baca Juga: Jemaah Pria-Wanita Shalat Satu Shaf di Al Zaytun, Ini Tanggapan Ustadz Adi Hidayat
7. Punya Pasukan Militer Sendiri
Ponpes Al-Zaytun cenderung bersifat tertutup dan memiliki tata cara beribadah yang dianggap aneh. Hal ini ditemukan dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 oleh Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Ikhsan Abdullah. Menurutnya, Ponpes Al-Zaytun memiliki pola perekrutan, melakukan pungutan uang, dan tidak memberikan akses yang bebas kepada masyarakat sekitar.
Ponpes tersebut dianggap sebagai kamp yang eksklusif dan tidak dapat diakses oleh siapapun. Ikhsan Abdullah juga mengungkapkan bahwa Ponpes Al-Zaytun memiliki pasukan yang mirip dengan militer dan dilengkapi dengan anjing jenis Herder atau German Shepherd.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024