Menu


Anies Bicara soal Politik Identitas di DKI: Saya Belum Jadi Gubernur, Itu Sudah Ramai

Anies Bicara soal Politik Identitas di DKI: Saya Belum Jadi Gubernur, Itu Sudah Ramai

Kredit Foto: YouTube/Refly Harun

Konten Jatim, Jakarta -

Bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan mengatakan bahwa polarisasi dan politik identitas di DKI Jakarta sudah ada sebelum dirinya menjadi Gubernur DKI pada 2017.

Pendiri Indonesia Mengajar itu menegaskan sebelum menjadi calon gubernur, justru narasi-narasi yang menjadi sumber perpecahan di masyarakat itu sudah ada.

Misalnya, narasi yang pro ke Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok maupun berseberangan dengan Ahok.

Baca Juga: Hubungan Demokrat dan PDIP Makin Mesra, Pegiat Medsos: Di Koalisi Anies, AHY Dianggap Anak Bau Kencur

"Saya belum jadi calon gubernur, itu sudah ramai, saya masih tugas di Kementerian Pendidikan Kebudayaan. Tinggal dilihat saja catatan sosial media, catatan media-media," ujar Anies menjawab pertanyaan Andy F. Noya dalam acara Kick Andy, dikutip pada Selasa (20/6/2023).

Lebih lanjut kata Anies, jauh sebelum dia menjadi calon gubernur, bahkan ada istilahnya saat kampanye, lebih baik pilih pemimpin non-Muslim tidak korup, daripada pemimpin muslim tapi korup.

Muncul juga narasi bahwa cari pemimpin harus yang muslim. Sehingga saat dirinya terpilih menjadi pemimpin di Jakarta, Anies bertekad merajut kembali persatuan sesama anak bangsa.

"Jadi saya merasa, ketika saya mendapatkan panggilan tugas calon gubernur. Justru saya ingin mengembalikan yang robek ini. Karena sudah terjadi sebelum saya jadi calon gubernur," imbuhnya.

Anies pun mempersilakan masyarakat untuk mengkroscek ulang semua data awal-awal biang keladi perpecahan itu terjadi.

"Boleh dicek di semua data saya menjadi calon gubernur bulan September tahun 2016, keramaian itu sudah terjadi bertahun-tahun sebelumnya," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Anies juga mengklarifikasi bahwa selama menjabat Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, dia mengklaim tidak pernah sekalipun melakukan diskriminasi, utamanya kepada pihak-pihak yang tidak menyukainya.

"Saya bertugas di Jakarta apakah dalam bertugas diskriminatif? Apakah dalam bertugas menunjukkan sikap membeda-bedakan?" tanya Anies.

Jika ada bukti-bukti tertulis maupun dari pernyataannya yang menjurus kepada diskriminasi, Anies mempersilahkan publik menunjukkan faktanya.

Baca Juga: Ada Titik Cerah dari Mimpi SBY dan Pertemuan AHY-Puan, Pegiat Medsos Pertanyakan Nasib Anies

"Kalau sangkaan itu benar, maka selama saya bertugas ada diskriminasif ada pembedaan. Nyatanya tidak, justru merangkul semua," pungkas Anies.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.