Menu


Tanpa Gelar di Indonesia Open 2023, Apa Saja Pekerjaan Rumah PBSI?

Tanpa Gelar di Indonesia Open 2023, Apa Saja Pekerjaan Rumah PBSI?

Kredit Foto: PBSI

Konten Jatim, Depok -

Indonesia kembali tanpa gelar juara di ajang Indonesia Open 2023. Pada final yang berlangsung di hari Minggu (18/6/2023), tumpuan terakhir Indonesia yakni tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting kandas melawan wakil Denmark, Viktor Axelsen.

Hasil ini membuat Indonesia nihil gelar di turnamen bulu tangkis terbesar Tanah Air. Parahnya, sudah 2 tahun terakhir tidak ada satu wakil Indonesia pun yang berhasil meraih gelar di depan publik sendiri. Kekalahan Ginting di final tidak bisa dijadikan kesalahan sepenuhnya, karena dianggap sudah berusaha memberikan yang terbaik.

Publik juga menyorot bagaimana PBSI selaku induk bulu tangkis Indonesia yang harus segera berbenah agar bulu tangkis Indonesia tidak semakin terpuruk. Berikut beberapa pekerjaan rumah PBSI usai kegagalan di Indonesia Open 2023.

Baca Juga: Kapan Terakhir Atlet Bulu Tangkis Indonesia Juara di Indonesia Open?

Pekerjaan Rumah PBSI

1. Perawatan Fisik Pemain

Fisik dan stamina bisa dikatakan menjadi fondasi bagi berbagai jenis olahraga. Fisik dan stamina yang kurang baik tentunya akan menyebabkan para atlet tidak mampu menampilkan permainan yang baik, berbuntut kepada ketidakmampuan memberi gelar juara.

PBSI harus memikirkan bagaimana cara untuk merawat fisik para pemain agar stamina mereka bisa terjaga dan paling penting, terhindar dari cedera. Dalam beberapa turnamen terakhir, cedera dan stamina menjadi salah satu alasan kenapa wakil Indonesia tidak mampu berbuat banyak melawan pebulu tangkis negara lain.

Sebagai contoh, meskipun dianggap bukan halangan, ada kemungkinan performa ganda putra nomor 1 dunia, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto terhambat karena masing-masing mengalami cedera pinggang dan cedera bahu. Kekalahan Ginting di final juga diduga karena kondisi fisik yang menurun karena kerap tampil sampai final.

Baca Juga: Kilas Balik Perjalanan Anthony Sinisuka Ginting di Indonesia Open 2023

2. Pembenahan Mental

Selain fisik, mental para atlet juga harus diperbaiki. Fisik dan stamina yang baik, jika tidak didukung dengan pola pikir dan mental yang kuat, juga tidak bisa menghasilkan apa-apa. Mentalitas pemain bulu tangkis Indonesia dianggap tidak sebaik atlet dari negara lain.

Beberapa pemain seperti Jonatan Christie, Chico Aura Dwi Wardoyo dan Putri Kusuma Wardani sering terhambat permainannya karena tidak tenang di lapangan. Padahal, dari segi teknis, fisik dan kemampuan, mereka tidak kalah dengan atlet lain. PBSI harus mencari cara agar pikiran para atlet tidak mudah terbebani dan terdistraksi agar bisa bermain maksimal.

3. Penerapan Taktik dan Adaptasi

Setiap lawan memiliki gaya permainan yang berbeda. Ada beberapa pemain yang bertipikal menyerang dan mengandalkan pukulan kuat. Namun, ada juga pebulu tangkis yang mengandalkan stamina dan pertahanan kuat sebelum melancarkan serangan balik.

Tidak hanya itu, lawan yang sama di turnamen sebelumnya juga bisa dihadapi dengan cara yang berbeda pula lantaran perbedaan lokasi. Ada tempat yang memiliki kok berat, ada juga yang ringan. Ada lokasi yang panas dan lembab, ada juga yang dingin dan berangin.

Untuk itu, penting bagi PBSI untuk mampu mengarahkan para pelatih agar mereka bisa membuat atlet-atlet bisa bertanding menghadapi berbagai lawan di tempat yang berbeda pula. Taktik dan adaptasi yang sesuai bisa membawa para atlet menjadi juara.

Baca Juga: Sosok Viktor Axelsen, Raksasa Denmark yang Juara Indonesia Open 3 Kali Beruntun

4. Ikuti Turnamen yang Sesuai

Terakhir, tidak perlu memaksakan untuk mengikuti banyak turnamen yang belum tentu menghasilkan gelar juara. Ada baiknya jika PBSI mulai menyortir turnamen yang mereka yakin bisa dijuarai atlet-atlet Indonesia.

Ini dikarenakan untuk menyimpan stamina dan diharapkan bisa mempersiapkan turnamen lain dengan lebih baik. 

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan