Dalam kehidupan beragama, amat banyak orang-orang yang menyembah Tuhan selain Allah SWT. Istilah bagi mereka yang memeluk agama di luar Islam ini disebut sebagai kafir. Umat Islam sendiri tidak diperkenankan untuk mengakui keberadaan agama lain meskipun mereka diminta untuk tetap saling menghargai satu sama lain.
Meskipun begitu, dewasa ini semakin sering ditemukan peristiwa, benda atau bahkan sosok yang sudah melakukan perbuatan menyimpang dan anehnya, dipuja atau lebih buruk, sampai disembah meskipun perbuatan negatif yang mereka perbuat.
Istilah tersebut biasa disebut juga sebagai “thaghut”. Berikut penjelasan lebih lengkap soal apa itu thaghut, mengutip beberapa sumber berbeda pada Rabu (14/6/2023).
Baca Juga: Kisah Kaum Sodom dan Gomora yang Dimusnahkan Allah Karena Penyimpangan Seksual
Apa Itu Thaghut?
Istilah thaghut dalam Agama Islam merujuk kepada segala sesuatu yang dianggap menyimpang dari kebenaran sehingga bisa menempatkan dirinya sebagai objek penyembahan atau otoritas yang bersaing dengan Allah SWT.
Kata thaghut digunakan untuk menunjukkan segala bentuk kesesatan, penyimpangan, atau tuhan-tuhan palsu yang disembah atau diikuti oleh manusia.
Thaghut dapat mencakup berbagai hal, termasuk berhala, dewa-dewa palsu, pemujaan terhadap makhluk lain selain Allah SWT, sistem dan ideologi yang menggantikan perintah Allah SWT, serta segala bentuk kesesatan atau penyelewengan dari ajaran Islam yang dianggap menyesatkan manusia dari jalan yang lurus.
Baca Juga: 7 Dalil Tentang Musyrik: Dosanya Tidak Akan Diampuni Allah
Kata "thaghut" atau tagut sendiri berasal dari Bahasa Arab dengan akar kata ط غ ت (ṭaghūt). Secara etimologis, kata ini memiliki arti "melampaui batas" atau "melewati batas yang ditetapkan”, sesuai dengan tindakan mereka yang sudah tidak bisa dianggap wajar.
Dalam konteks Agama Islam, kata "thaghut" digunakan untuk merujuk pada segala sesuatu yang melampaui batas otoritas dan meminta penyembahan atau penghormatan yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah SWT.
Sejarah Singkat Thaghut
Sejarah awal penyebaran Agama Islam juga mencatat bagaimana Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya berjuang untuk melawan thaghut dalam berbagai bentuknya, baik berupa berhala, sistem penindasan, atau ideologi menyimpang.
Mereka menegaskan bahwa hanya Allah SWT yang berhak disembah dan diikuti, dan menyerukan umat Muslim untuk membebaskan diri dari pengaruh dan tawaran thaghut.
Baca Juga: Apa Dosa Istri yang Paling Dibenci Allah SWT? Ini Jawaban Buya Yahya
Perjuangan melawan thaghut juga terus berlanjut hingga masa-masa berikutnya. Misalnya, para reformis dan pembaru dalam sejarah Islam seperti Imam Syafi'i, Ibnu Taimiyah, dan Muhammad bin Abdul Wahhab, melanjutkan perjuangan melawan penyembahan thaghut yang mengaburkan ajaran Islam yang murni.