Menu


Amien Rais Rajin Serukan People Power, Pegiat Medsos: Dari Dulu Kekuasaannya Lama-lama Menciut

Amien Rais Rajin Serukan People Power, Pegiat Medsos: Dari Dulu Kekuasaannya Lama-lama Menciut

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Jakarta -

Pada acara Dialog Nasional bertema ‘Rakyat Bertanya, Kapan People Power?’, Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais menyinggung istilah gerakan people power.  

Menurutnya, people power harus dilakukan untuk melengserkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai 'mendung dan gelap.' Amien Rais bahkan menantang orang yang menjadi intel untuk lapor ke Jokowi bahwa ia akan membuat gerakan people power di Solo.

Baca Juga: Amien Rais Serukan People Power, Pegiat Medsos: Seolah-olah Rakyat Indonesia Pengen Banget Ganti Presiden

Pegiat media sosial Eko Kuntadhi menyoroti sikap Amien Rais tersebut. Menurutnya, orangnya itu-itu saja yang menyerukan people power, selain itu keadaan Indonesia saat ini padahal baik-baik saja.

Eko mengatakan bahwa sikap Amien Rais tersebut menunjukkan ramalan Gus Dur benar bahwa Ketua Majelis Syuro Partai Ummat itu akan jadi gelandangan politik. 

"Emang kalau dilihat, susunan orang yang teriak-teriak people power dia-dia juga. Amien rais dari dulu kekuasaannya lama-lama menciut," kata Eko Kuntadhi, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Cokro TV, Rabu (14/6/2023).  

"Dari PAN terdepak, sekarang mendirikan Partai Ummat, menurut survei tak akan lulus Presidential Threshold. Sesuai ramalan Gus Dur, Amien Rais jadi gelandangan politik," tambahnya.

Baca Juga: Ada Seruan People Power dari Amien Rais, Pegiat Medsos: Padahal Suasana Sekarang Baik-baik Saja

Hal tersebut menurut Eko Kuntadhi cukup membingungkan. Seruan people power dari Amien Rais seolah-olah rakyat Indonesia sedang ingin sekali ganti presiden

"Coba deh lihat hasil survei 80 persen bahkan 85 persen rakyat indonesia puas terhadap Presiden Jokowi. Lantas yang mau people power siapa?" pungkasnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO