Menu


Jika Demokrat Mundur dari Koalisi Perubahan, Golkar Bisa Jadi Alternatif, Ini Analisis Pengamat

Jika Demokrat Mundur dari Koalisi Perubahan, Golkar Bisa Jadi Alternatif, Ini Analisis Pengamat

Kredit Foto: Antara/Reno Esnir

Konten Jatim, Jakarta -

Partai Golongan Karya (Golkar) bisa menjadi partai alternatif lain untuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) apabila koalisi tersebut ditinggal Partai Demokrat.

Hal ini menyusul adanya rencana pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani, yang disebut-sebut bisa menggoyang koalisi pengusung Anies Baswedan.

Jika Partai Demokrat keluar Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), maka artinya syarat ambang batas pencapresan tidak cukup untuk mengusung Anies. Sebab itu, Partai Golkar akan menjadi alternatif yang bisa diajak bergabung.

Baca Juga: Usai Demokrat, NasDem Juga Bakal Temui PDIP, Loyalis Ganjar: Apa Kabar Anies Baswedan, Bidak Catur yang Dikorbankan?

Analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sukri Tamma menilai bahwa antisipasi ini menjadi mutlak dilakukan oleh NasDem sebagai inisiator koalisi untuk Anies.

Dengan komposisi suara yang saling bergantung pada dukungan partai-partai yang berkoalisi saat ini, maka kehilangan satu dukungan partai maka bisa menjadi ancaman bagi keberlangsungan rencana mendukung Anies Baswedan.

"Oleh karena itu, tidak ada jalan bagi NasDem dan koalisi partai pengusung Anies untuk berjaga-jaga, jika saja Partai Demokrat yang beberapa saat terakhir ini nampak bersikap cukup tegas kepada koalisi Anies terkait sikap atas calon wapres," kata Sukri.

Bukan tidak mungkin Partai Demokrat bisa berpaling jika kemudian mereka merasa kepentingannya tidak terakomodasi pada Koalisi Perubahan.

Cairnya basis ideologi dan kuatnya politik pragmatis dalam mendukung capres dan cawapres, memang ada peluang Partai Demokrat bisa berpaling.

Jika ini terjadi maka tentu harus ada jaminan bagi koalisi perubahan agar potensi kehilangan tersebut dapat diisi oleh partai lain. Jika melihat kecenderungan saat ini Partai Golkar salah satu partai yang berpotensi untuk didekati.

"Mengingat sampai saat ini Golkar belum menentukan sikap yang tegas atas dukungannya," jelas Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unhas itu.

Baca Juga: Rencana Pertemuan Puan-AHY dan Menakar Peluang Berkoalisi, Pengamat: PDIP-Demokrat Bagai Air dan Minyak

Ketua Bappilu Partai NasDem Sulsel Rudianto Lallo dan Sekretaris NasDem Sulsel, Saharuddin Alrif mengatakan tidak bisa berkomentar soal ini karena yang bisa berkomentar adalah DPP. "Ini level DPP," katanya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.