Menu


Sebut NasDem Kesal Gegara Elektabilitas Anies Jeblok, Loyalis Ganjar: Memang Kartu Mati

Sebut NasDem Kesal Gegara Elektabilitas Anies Jeblok, Loyalis Ganjar: Memang Kartu Mati

Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga

Konten Jatim, Jakarta -

Pegiat media sosial Ade Armando menyebut Partai NasDem kesal dengan elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan yang tak kunjung menunjukkan tren positif.

Anies masih tertinggal dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"NasDem kesal karena suara Anies stagnan, terus tertinggal dari Ganjar dan Prabowo," kata Ade Armando dalam unggahannya di Twitter, Selasa, (12/6/2023).

Baca Juga: Usai Demokrat, NasDem Juga Bakal Temui PDIP, Loyalis Ganjar: Apa Kabar Anies Baswedan, Bidak Catur yang Dikorbankan?

Loyalis Ganjar ini menyindir Anies yang menurutnya kartu mati. Ade Armando meminta Koalisi Perubahan tidak perlu saling menyalahkan.

"NasDem bilang ini gara-gara PKS dan Demokrat nggak serius mengkampanyekan Anies. Udah, udah, jangan berkelahi. Anies itu memang kartu mati," tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali seolah menyindir Demokrat dan PKS tak serius dalam mengkampanyekan Anies sebagai capres.

"Menurunnya elektabilitas ini, ada apa? Karena belum ada wakil? Atau karena anggota koalisi belum sosialisasikan saja, belum maksimal," kata Ahmad Ali yang juga merupakan Anggota Komisi III DPR RI.

Diketahui, salah satu lembaga survei yakni SMRC, selalu mengeluarkan hasil survei dengan menempatkan Ganjar di posisi teratas.

Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo saling salip. Sedangkan bacapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan terus menurun. Hal ini berdasarkan survei telepon SMRC terbaru (30-31 Mei 2023).

Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan, SMRC menemukan elektabilitas Ganjar dan Prabowo masih lanjut saling salip.

"Sementara elektabilitas Anies terus menurun. Dari sisi kedikenalan, Ganjar masih berpeluang naik. Dari sisi kedisukaan, Anies turun signifikan," tuturnya dalam keterangannya.

Dari sisi kualitas, Ganjar cenderung lebih positif dibanding Prabowo dan Anies.

"Dalam survel terakhir 30-31 Mei, di antara yang tahu, yeng suka kepada Ganjar 82%, Prabowo 80%, Anies 68%. Dalam 6 bulan terakhir, kedisukaan Anies cenderung turun dari 73% pada survei Desember 2022 menjadi 68% pada survei 30-31 Mei 2023. Sementara, pada periode yang sama, kedisukaan Ganjar relatif stabil," jelasnya.

Berbeda dengan Survei SMRC, Prabowo Subianto unggul dalam hasil Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dirilis pada 4 Juni 2023 lalu.

Direktur IPI, Burhanuddin Muhtadi memaparkan, pada simulasi 3 nama kedua, Prabowo 38%, Ganjar 34.2%, dan Anies 18.9%. Belum menjawab sekitar 8.8%.

Untuk simulasi head to head, Prabowo mengungguli Ganjar dan Anies. Dikatakan, Ganjar hanya akan unggul jika Prabowo tak ikut bertarung.

"Simulasi head to head, Prabowo unggul signifikan atas Ganjar dan Anies. Sementara Ganjar juga unggul signifikan atas Anies jika Prabowo diasumsikan tidak ikut bersaing," kata Burhanuddin.

Survei ini dilakukan pada 26-30 Mei 2023 lalu. Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/call phone, sekitar 83% dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RODD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Baca Juga: Belajar dari Pilpres 2019, Demokrat Ingin Anies Baswedan Segera Umumkan Cawapres

Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1230 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan + 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.