Calon presiden (capres) usungan Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, didorong agar segera mengumumkan nama calon wakil presiden (cawapres). Juru bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menjelaskan alasan mengapa pihaknya melakukan hal tersebut.
Herzaky mengungkap bahwa hal ini berdasarkan pertimbangan waktu dan belajar dari Pilpres 2019. Jika dibandingkan pada Pilpres 2019, waktu pendaftaran dan pencoblosan Pilpres 2024 terlalu singkat.
Baca Juga: Dorong Anies Segera Umumkan Cawapres, Demokrat Nilai Tidak Tepat Deklarasi saat Last Minute
Pada Pilpres 2019, ketika Sandiaga Uno jadi cawapres, popularitasnya tidak sampai 90 persen. Padahal jarak dari pendaftaran capres-cawapres hingga waktu pencoblosan cukup panjang.
Selain itu, Sandiaga Uno cukup sering melakukan pengenalan dan kampanye.
"Bahkan sesuai data yang kami miliki, Bang Sandi cawapresnya Prabowo sampai April 2019 popularitasnya tak sampai 90 persen, padahal keliling ke mana-mana," kata Herzaky, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube CNN Indonesia, Selasa (13/6/2023).
Oleh sebab itu, menurutnya tidak tepat jika pengumuman cawapres dilakukan last minute atau tepatnya saat masa pendaftaran capres dan cawapres.
"Kalau dibandingkan 2019, pendaftarannya di Agustus, pemilihan pada April dan waktunya sembilan bulan. Sementara sekarang, kurang dari sembilan bulan jadi kalau dibilang last minute bagi kami itu relatif, tidak tepat kalau dibilang masih lama," jelas Herzaky.
Meski ada sedikit perbedaan pendapat terkait pengumuman cawapres, Herzaky tidak terima jika hubungan Koalisi Perubahan yaitu Demokrat, NasDem dan PKS memiliki hubungan yang tidak akur. Justru, menurut Herzaky, Koalisi Perubahan semakin solid.
"Kita tidak perlu memperlihatkan solid, tapi kita memang solid," pungkasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024