Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengungkit soal hubungan masa lalu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati Soekarnoputri.
Hal ini diungkapkan olehnya ketika ditanya terkait peluang Partai Demokrat merapat ke kubu PDIP untuk mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Ini juga menyusul adanya rencana pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca Juga: Demokrat Diminta Tak Terbuai Bujuk Rayu PDIP, Pengamat Sebut Ada yang Takut Lawan Anies-Khofifah
Menurut Hanta, peluang Demokrat merapat ke PDIP itu kecil. Pasalnya ada tiga alasan yang membuatnya menyimpulkan seperti itu.
Pertama, Partai Demokrat dan PDIP punya hubungan yang kurang baik di masa lalu. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati Soekarnoputri terlibat dalam perseteruan yang bermula pada Pilpres 2004 silam.
"Satu, kita tahu secara historis dua partai ini sudah menjadi rahasia umum, punya kendala secara sejarah, hampir 2 dekade, 20 tahun (yakni) sejak 2003 ketika Pak SBY ingin nyapres di tahun 2003 menjadi menterinya Bu Mega, dan dinamika itu saya kira menjadi salah satu kendala," kata Hanta Yuda dilihat dari kanal YouTube tvOneNews, dikutip pada Senin (12/6/2023).
Alasan kedua, Hanta menyebut, bahwa Demokrat dan PDIP punya posisi politik yang berbeda. Demokrat mengusung narasi perubahan dan sudah tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan, sementara PDIP menginginkan keberlanjutan program-program Joko Widodo (Jokowi).
"Yang kedua, kita tahu dua partai ini mempunyai posisi politik, spektrum politiknya diametral, berjauhan. Satu mengusung narasi keberlanjutan bagian dari Pak Jokowi, kemudian Demokrat juga berada di luar pemerintahan hampir 10 tahun mengusung narasi perubahan, itu juga agak sulit," lanjutnya.
Sementara itu alasan ketiga, Hanta memaparkan bahwa basis konstituen Demokrat dan PDIP itu seperti air dan minyak, di mana keduanya sulit menyatu.
Maka dari ketiga alasan itu, Hanta menilai peluang Demokrat dengan PDIP berkoalisi itu sangat kecil.
"Yang ketiga, dari basis konstituennya, dua partai ini juga terbelah, berbeda jauh seperti air dan minyak. Jadi karena itu, kesimpulan sementara saya jika dua partai ini akan bergabung dalam koalisi putaran pertama, menurut saya kecil kemungkinannya," tandasnya.
Diketahui sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dijadwalkan akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Pertemuan Puan-AHY tersebut tengah dijadwalkan.
Wasekjen Bidang Internal DPP PDIP Utut Adianto menepis isu pertemuan kedua elite PDIP dan Demokrat itu untuk menggoyang Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO