Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melihat bahwa Kota Depok di bawah kekuasaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak mengalami kemajuan, bahkan cenderung mundur.
Selain tidak ada banyak kemajuan, Depok di bawah kuasa PKS selama 20 tahun malah menjadi kota intoleransi berturut-turut. Padahal Depok merupakan tujuan dari berbagai latar belakang dan kalangan di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Depok Jadi Kota Intoleransi di Bawah Rezim PKS, Guntur Romli: Bukan Sebutan Main-main
"Depok masuk kota intoleransi tiga kali berturut menurut penelitian Setara Institut. Kota depok yang sebenarnya merupakan kota urban, kota yang datang dan didiami oleh orang-orang bukan asli sana karena semuanya datang ke Depok dan sangat beragam, beraneka ragam, tapi ternyata dan faktanya Depok jadi kota intoleran," kata Guntur Romli, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Cokro TV, Jumat (9/6/2023).
"Sebutan kota intoleran bukan sebutan main-main tapi dikeluarkan Setara Institute yang miliki fokus untuk melihat toleransi, melihat kasus-kasus intoleransi, melihat kasus-kasus kekerasan yang berbasis agama," tambahnya.
Menurut Guntur Romli, seharusnya Depok bisa menjadi kota yang menampilkan keragaman. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat Depok berasal dari berbagai kalangan.
Baca Juga: Nilai Kota Depok Tak Maju-maju, Guntur Romli: Tampak Terpenjara di Kalangan Itu-itu Saja
Namun keragaman itu justru ternodai oleh beberapa kasus intoleransi terhadap beberapa pemeluk agama. Contohnya pembangunan Gereja dan persekusi jamaah Ahmadiyah.
"Seharusnya Depok jadi kota yang bisa menampilkan keragaman karena penduduknya berasal dari pelosok Indonesia. Depok adalah kota urban, kota yang jadi tujuan masyarakat berbagai latar belakang harusnya bisa menambikan kebhinekaan, keragaman, toleransi antar tetangga, agama, apapun agamanya," pungkas Guntur Romli.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan