Jurnalis Investigasi, Dandhy Laksono mengkritik keras upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang cawe-cawe kontestasi Pemilu 2024.
Hal ini terjadi ketika dirinya menanggapi pernyataan dari @AhmadSahidah. Ahmad diketahui mempertanyakan apa yang ditakutkan oleh kepala negara tersebut sampai-sampai berniat mencampuri urusan pesta demokrasi.
Menanggapi hal tersebut, Dandhy mengatakan hal ini merupakan pengulangan sejarah dari Orde Baru. Menurutnya Jokowi menganggap dirinya sebagai sosok yang tahu apa yang terbaik bagi Indonesia.
"Dia menganggap dirinya representasi kepentingan nasional," cuitnya dalam akun media sosial pribadinya @Dandhy_Laksono, dikutip Suara Liberte, Kamis (8/6/2023).
Menurutnya, politikus senior tersebut tengah melakukan hal serupa yang pernah dilakukan oleh Soeharto. Diketahui, mantan presiden tersebut pernah menyerang lawan politiknya dengan Pancasila.
"Seperti Soeharto menyamakan dirinya dengan Pancasila tahun 1980, dan diprotes para "founding parents" lewat Petisi 50," ungkapnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kembali bahwa dirinya akan cawe-cawe di Pemilu 2024. Hal tersebut demi lancarnya langkah menuju masa depan cerah di Indonesia.
Awalnya, Jokowi menyampaikan, jika sudah menjadi tanggung jawab dirinya secara moral agar visi kepemimpinan nasional bisa berjalan serentak.
Oleh karenanya ia sebagai kepala negara harus bisa cawe-cawe demi menjaga pesta demokrasi dirusak riak-riak yang tak diinginkan.
Baca Juga: Dipuji Punya Nyali Sebagai Pemimpin, Ganjar Balas Menyanjung Jokowi
"Pilpres bisa berjalan dengan baik tanpa ada riak yang bahayakan negara dan bangsa," tuturnya, Selasa (6/6/2023).
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO