Pegiat media sosial, Rinny Budoyo menyebut pencapresan Anies Baswedan oleh Partai NasDem membuat partai besutan Surya Paloh itu menjadi porak-poranda.
Menurutnya, pencapresan Anies bisa menjadi tanda kiamat buat NasDem dan juga karier politik Surya Paloh itu sendiri.
"Ini bisa menjadi tanda kiamat bagi NasDem, dan juga karier politik Surya Paloh yang sudah membentang selama hampir setengah abad," kata Rinny Budoyo dari kanal YouTube 2045 TV, dikutip pada Selasa (6/6/2023).
Kilas balik saat pendeklarasian Anies sebagai calon presiden (capres) oleh Partai NasDem pada Oktober 2022 lalu, Rinny menyebut bahwa saat ini mungkin Surya Paloh tak menyangka partai besutannya itu menjadi berantakan.
"Tujuh bulan lalu di bulan Oktober 2022, Surya Paloh mungkin tidak menyangka pencapresan Anies Baswedan bakal menyeret partainya yang sudah dibangun dengan pelan-pelan, hingga menjadi partai menengah dan bisa ikut berkuasa di pemerintahan. Semuanya menjadi porak-poranda," sambungnya.
Loyalis Joko Widodo (Jokowi) ini menyebut bahwa saat itu mungkin Surya Paloh mengira mencalonkan Anies sebagai langkah yang jenius.
Langkah jenius dalam artian, Paloh meyakini NasDem bakal meraih suara yang melimpah pada gelaran Pemilu 2024 mendatang, dan mengharapkan akan menjadi partai besar.
"Dulu mungkin Surya Paloh mengira pencapresan Anies merupakan langkah berani dan jenius, sebuah perjudian yang layak diambil untuk lebih membesarkan lagi partainya masuk ke liga partai-partai besar seperti PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Gerindra," tuturnya.
Akan tetapi, kini Paloh harus menghadapi nasib yang kurang menyenangkan, di mana Johnny G Plate ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi, sementara elektabilitas capres yang diusungnya belum menunjukkan raihan yang positif.
"Dan sekarang Surya Paloh harus menghadapi tekanan berat akibat kasus Johnny G Plate," ucap Rinny.
"Sementara itu lebih parahnya lagi, hasil survei Anies Baswedan terus melorot dan semakin memperkecil peluang Surya Paloh untuk keluar sebagai pemenang dari semua pertarungan ini," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, elektabilitas Anies masih belum menunjukkan raihan yang positif. Salah satunya yakni hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Dari hasil survei SMRC, Anies hanya mendapatkan elektabilitas sebesar 19,2 persen. Sementara lawannya yakni Ganjar mendapatkan elektabilitas 37,9 persen dan Prabowo sebesar 33,5 persen.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengungkapkan kalau dalam enam bulan terakhir, kesukaan pemilih kepada Anies cenderung makin lemah.
Hal tersebut menjadi salah satu penjelas mengapa elektabilitas Anies cenderung melemah dalam periode ini. "Sementara Ganjar dan Prabowo terus bersaing ketat dengan dukungan yang relatif seimbang," terang Dani melalui keterangan tertulisnya, Senin (5/6/2023), seperti dikutip dari Suara.com, jaringan Konten Jatim.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan