Sejarah hari ini, yakni tanggal 6 Juni, menandakan kelahiran tokoh yang amat penting dalam sejarah Indonesia. Sosok tersebut tidak lain adalah Insinyur Soekarno atau dalam ejaan Bahasa Indonesia modern, sering disebut Ir Sukarno.
Masyarakat Indonesia tahu betapa besarnya sosok Sukarno bagi Tanah Air. Dirinya merupakan salah seorang yang berjasa memerdekakan Indonesia dari belenggu penjajahan dan didapuk menjadi Presiden Pertama Indonesia pasca merdeka.
Dalam rangka memperingati kelahiran Sukarno, berikut biografi singkat mengenai Bapak Proklamator Indonesia, menyadur situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan beberapa sumber lain pada Selasa (6/4/2023).
Baca Juga: Sejarah Hari ini: J.P Coen Taklukkan Jayakarta dan Jadikannya Batavia
Kelahiran Sukarno
Kehidupan Awal
Lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur, Sukarno tumbuh dalam keluarga yang berpendidikan tinggi dan memiliki semangat nasionalisme yang kuat. Di sinilah akar-akar perjuangannya untuk kemerdekaan Indonesia dimulai.
Sebagai seorang pemuda, Sukarno melanjutkan pendidikannya di Technische Hoogeschool te Bandoeng, yang kini berubah nama menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan bergabung dengan organisasi politik Partai Nasional Indonesia (PNI) untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah Belanda.
Tahun 1928, Sukarno menjadi salah satu perancang dan sosok yang mengusulkan Sumpah Pemuda. Keberadaan Sumpah Pemuda menjadi titik awal gerakan nasionalis Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Hari Lanjut Usia Nasional yang Hargai Peran Lansia
Jelang Kemerdekaan
Perjalanan hidup Sukarno berlanjut dengan kegiatan politik yang semakin aktif. Dirinya terpilih sebagai Presiden PNI pada tahun 1931 dan menjadi pemimpin gerakan nasionalis yang gigih dalam menentang kolonialisme Belanda.
Sikap Sukarno yang kerap menentang penjajahan Belanda membuatnya sering ditahan oleh pihak kolonial, tetapi itu tidak menghentikannya dalam menggalang dukungan massa.
Pada masa pendudukan Jepang selama Perang Dunia II, Sukarno melihat kesempatan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dirinya bekerja sama dengan Jepang dengan harapan mereka akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Namun, setelah Jepang menyerah pada akhir perang, Sukarno dan para pemimpin nasionalis Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Hal ini memicu perang kemerdekaan yang berkecamuk dengan Belanda.
Baca Juga: Megawati Tak Terima Soekarno Dituding Bekerja Sama dengan PKI
Pasca Kemerdekaan
Perjuangan Sukarno tidak berakhir dengan kemerdekaan Indonesia. Terpilih sebagai Presiden pertama Republik Indonesia pada tahun 1945, Sukarno berusaha membangun negara yang merdeka dan berdaulat melalui politik nasionalis dan demokrasi terpimpin.
Tidak lama setelah dilantik menjadi Presiden Indonesia, Sukarno mendirikan sistem pemerintahan yang disebut "Demokrasi Terpimpin". Sistem tersebut menekankan pada persatuan nasional dan pembangunan ekonomi.
Namun, masa pemerintahan Sukarno juga diwarnai oleh gejolak politik dan krisis ekonomi. Pada tahun 1965, ia dijatuhkan dari kekuasaan melalui kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto. Sukarno dipaksa untuk mengundurkan diri dan menghabiskan sisa hidupnya dalam tahanan rumah di Jakarta hingga akhirnya meninggal dunia pada tanggal 21 Juni 1970.
Baca Juga: Megawati Menilai Tak Logis Anggapan Soal Soekarno Pro PKI
Jasa Bagi Bangsa
Masyarakat Indonesia mungkin lebih banyak mengingat Sukarno sebagai sosok proklamator yang memerdekakan Indonesia dari penjajahan. Namun, saat sudah menjadi presiden, Sukarno juga memiliki sejumlah kebijakan yang membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Mulai dari pembangunan infrastruktur, aktif terlibat dalam perpolitikan dan perekonomian global, memperhatikan pendidikan serta mencegah Indonesia agar tidak lagi dijajah, ini semua merupakan salah satu dari beberapa jasa yang dimilikinya untuk Indonesia.
Benar adanya kalau ada beberapa kebijakan kontroversial seperti ingin menjabat jadi Presiden Indonesia seumur hidup atau acap kali membungkam kritik. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat Sukarno menjadi sosok insignifikan bagi negara.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO