Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sempat dikabarkan retak karena arah dukungan di Pilpres 2024. PDIP kemudian membantah isu tersebut.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan hubungan Jokowi dan Megawati masih berjalan dengan baik. Bahkan ia menyebut kalau hubungan keduanya sudah seperti keluarga.
Baca Juga: Gegara Sikap Ganjar soal Pesan Megawati Ini, Loyalis Anies Minta Rakyat Waspada
"Tapi di dalam praktiknya selama ini hubungan sangat baik, Jokowi juga ngomong kalau hubungannya dengan Bu Mega ini seperti ibu dan anak," kata Hasto, mengutip Suara.com, Senin (5/6/2023).
Bukan hanya Jokowi, Hasto mengklaim kalau keluarganya juga mendukung penuh keputusan PDIP dalam urusan Pilpres 2024, sebut saja seperti Gibran Rakabuming Raka maupun Bobby Nasution.
"Kemudian mas Gibran, mas Bobby juga nyaman bersama PDI Perjuangan all out," katanya.
Lebih lanjut, Hasto menilai kalau isu itu sengaja dihembuskan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan politik.
"Narasumber ini kan tidak disebutkan namanya, sehingga punya kepentingan-kepentingan politik tertentu pasti dari orang per orang yang memang punya kepentingan politik sendiri," tambahnya.
Disorot Media Asing
Media berita asal Singapura, The Strait Times, menerbitkan sebuah artikel pada Kamis 1 Juni 2023 tentang keretakan kedua politisi PDIP tersebut.
Adapun 'gosip' itu ditulis disebabkan oleh deklarasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres partai banteng pada 21 April lalu.
Seorang politisi senior PDIP yang enggan disebutkan namanya memberi tahu The Straits Times soal kekecewaan Jokowi karena hampir tidak ikut dilibatkan oleh Megawati dalam memilih Ganjar sebagai capres.
Sang presiden, katanya, sangat terkejut dan tidak menyangka deklarasi pencapresan itu dilakukan pada 21 April.
Lalu, politisi lain yang tidak disebutkan namanya juga menyampaikan kekesalan Jokowi kian meningkat usai sarannya direspons dingin oleh Ketum PDIP. Saran itu berupa rekomendasi dua nama calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Ganjar.
Mereka adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Alasannya, karena Sandiaga berperan dalam kemenangan menantu Jokowi, Bobby Nasution, saat pemilihan Wali Kota Medan 2020. Lalu, keluarga Erick merupakan penyumbang utama dana kampanye Jokowi pada Pilpres 2019.
“Ibu (merujuk pada Megawati) menilai Presiden (Jokowi) terlalu banyak mencampuri urusan internal partai yang bukan bagian dari kewenangannya. Ibu menganggap Jokowi mencampuri urusan parpol, di mana hal itu bukan urusan eksekutif yang harus ditangani," kata politisi senior PDIP anonim, sebagaimana dikutip The Strait Times.
"Dua tokoh yang diunggulkan Jokowi menjadi cawapres Ganjar (Sandiaga dan Erick Thohir) disikapi dingin oleh Megawati," katanya.
Politisi anonim itu kemudian menyebut jika kekecewaan Jokowi membuatnya mempertimbangkan untuk mendukung Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto agar menjadi suksesornya pada Pilpres 2024.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan