Eks Wamenkumham Denny Indrayana membeberkan terkait alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan cawe-cawe Pemilu 2024.
Dalam tulisannya sebagaimana dikutip Pojoksatu.id pada Minggu (4/6/2023), sejatinya ada 2 hal yang mendasari sikap cawe-cawe itu.
Denny meyakini, cawe-cawe itu dilakukan karena Jokowi tidak ingin kembali mengalami kekalahan untuk kedua kali.
Baca Juga: PDIP Kasih Restu Jokowi Cawe-cawe, Hasto: Untuk Kemajuan Indonesia Raya
Pertama pada Pilkada DKI Jakarta 2017 di mana pasangan yang didukung Jokowi, yakni Ahok-Djarot ternyata kalah dengan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Karena itu, Denny menyatakan Jokowi ingin betul-betul mengambil peran sebagai the real king maker pada Pilpres 2024 mendatang. "Sayangnya dalam bentuk yang salah," kata Denny.
Sampai saat ini, ia menyebut bahwa Jokowi terbaca memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno.
"Lalu juga mencadangkan sokongan kepada Prabowo Subianto-Airlangga, sambil tetap berusaha menggagalkan pencapresan Anies Baswedan," sebutnya.
Masih menurut Denny, Jokowi memang selalu membantah dukungan itu di depan publik.
"Namun dalam realitas panggung belakang, ketika melakukan lobi di ruang-ruang tertutup, langkah dan kerja politik itu nyata dan serius beliau kerjakan," katanya.
Denny juga menyebut Jokowi memiliki target bahwa orang yang akan jadi penggantinya haruslah yang bisa mengamankan dan melanjutkan program kerjanya selama ini.
Lagi-lagi, Denny Indrayana mengaku mendapatkan informasi penting. Bahkan kali ini ia mengaku mendapatkan informasi penting itu dari orang di dalam lingkaran Istana.
Disebut Denny, bahwa setidaknya ada 2 hal yang dinginkan Jokowi selepas ia lengser sebagai presiden.
"Kepada seorang petinggi negara, salah seorang lingkar utama Istana mengatakan, paling tidak ada dua hal yang diinginkan Jokowi pasca beliau lengser," katanya.
Yang pertama adalah proyek Ibu Kota Negara (IKN) tetap bisa dilanjutkan. "Serta dua, tidak ada masalah ataupun kasus hukum yang menjerat Jokowi atau pun keluarganya," klaim Denny.
"Dalam pandangan Eros Djarot di talkshow Satu Meja Kompas TV, Jokowi mendukung beberapa capres tertentu dan tidak ikut memilih Anies, karena ingin memastikan bahwa beliau akan mendarat secara aman dan nyaman," sambungnya.
Karena itu, target utama Jokowi adalah sebisa mungkin hanya ada 2 pasangan calon dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Keduanya adalah all the president's men. Calon yang diidentifikasi berseberangan dan mungkin tidak melanjutkan legacy kepresidenannya, sebisa mungkin dieliminasi, sedari awal," tandas Denny Indrayana.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024