Menu


Tak Bergerak di Posisi Tiga, Pengamat Ungkap 2 Alasan Elektabilitas Anies Masih Jeblok

Tak Bergerak di Posisi Tiga, Pengamat Ungkap 2 Alasan Elektabilitas Anies Masih Jeblok

Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga

Konten Jatim, Jakarta -

Bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan mengalami tren penurunan elektabilitas. Hal ini berdasarkan survei terbaru Indikator Politik Indonesia.

Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu menempati posisi ketiga dan masih kalah secara elektabilitas dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Dalam rilisnya, Burhanuddin menyebutkan dalam simulasi 18 nama capres, hingga awal Mei 2023, elektabilitas capres Ganjar Pranowo masih unggul. Prabowo kini trennya mulai meningkat, sedangkan Ganjar stagnan.

Baca Juga: Belum Tentukan Capres, Golkar Dinilai Masih Dilema Merapat ke Kubu Prabowo atau Anies Baswedan

"Meskipun Pak Prabowo unggul tipis tapi masih dalam margin of error. Sebelumnya Pak Ganjar unggul sekitar empat persen, sekarang ada tren Pak Prabowo mulai menyalip Ganjar meskipun selisihnya hanya 0,1 persen," ujar peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara virtual, pada Ahad (4/6/2023).

Adapun, untuk bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan, saat ini berada di posisi ketiga dengan 12,5 persen.

Burhanuddin mengatakan, penurunan elektabilitas Anies Baswedan disebabkan beberapa faktor, di antaranya yakni tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan naiknya elektabilitas Prabowo.

Selama ini, kata Burhanuddin, Anies di-framing sebagai capres yang merupakan antitesa dari Presiden Jokowi.

"Jadi Mas Anies ini alami dua tekanan sekaligus, pertama approval rating Presiden Jokowi yang terus meningkat dan itu buat posisi Anies tertekan karena di-framing sebagai capres yang tawarkan antitesa Jokowi sehingga ketika approval Presiden Jokowi naik. makin sedikit pemilih yang membeli narasi perubahan," ujar Burhanuddin dalam keterangannya, Ahad (4/6/2023).

Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi terus mengalami peningkatan. Kepuasan terhadap kinerja Jokowi menguat satu bulan terakhir di angka 79,2 persen.

Burhanuddin mengatakan, tren kepuasan ini naik dari survei sebelumnya pada Mei 2023 yakni di angka 76,3 persen. Kenaikan angka kepuasan terhadap Jokowi ini diketahui berimbas kepada menurunnya elektabilitas Anies.

Sebaliknya, peningkatan kepuasan terhadap Presiden Jokowi ini memberi keuntungan bagi Prabowo.

Dia menyebut, Prabowo berada di tengah-tengah lantaran mendapat dukungan dari dua kelompok yang puas terhadap kinerja Presiden Jokowi dan tidak puas.

Berdasarkan simulasi tiga nama capres menurut kinerja presiden, warga yang puas dan cukup puas dengan Presiden Jokowi umumnya memilih dua nama Ganjar dan Prabowo.

Sedangkan yang tidak puas dengan Jokowi juga hampir imbang memilih bacapres Anies dan Prabowo.

"Jadi ada di dua kaki, jadi pemilih Prabowo ini dapat dari dua segmen sekaligus. Jadi yang menjelaskan Prabowo naik, karena dia dapat dua dukungan dari dua kelompok yang puas sekaligus tidak puas dengan kinerja Jokowi," ujar Burhanuddin.

Tekanan kedua yang menyebabkan melemahnya elektabilitas Anies, lanjut Burhanuddin, adalah meningkatnya suara untuk Prabowo.

Menurutnya, mesin kerja Gerindra yang saat ini terus gencar membuat pemilih Prabowo lama yang sempat lari ke Anies kini berbalik lagi ke Prabowo.

"Juga ada penjelasan lain mengapa elektabilitas Mas Anies turun yaitu bersamaan tim Gerindra makin aktif bekerja dan itu membalik basis-basis lama yang sebelumnya sempat lari ke Anies. Contohnya adalah Jawa Barat dan Banten," ujarnya.

Baca Juga: Anies Tak Diundang dan Beli Tiket untuk Nonton Formula E, Rudi Valinka: Demi Playing Victim, Nekat Hadir Juga

Burhanuddin mengatakan, saat 2022 Anies berhasil menyalip elektabilitas Anies Baswedan. Namun 2023, perlahan tren Anies melemah 2023 dan kembali disalip Prabowo.

"Kemudian Pak Prabowo 2020 disalip sama Mas Ganjar kembali memyalip Mas Ganjar, terutama dalam beberapa survei terakhir," ujarnya.

Survei Indikator Politik ini dilakukan pada rentang 26-30 Mei 2023 dengan metode telepon secara acak terhadap 1.230 responden. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Bakal capres Anies Baswedan menegaskan tetap memiliki optimisme tinggi dalam memenangkan Pilpres 2024. Hal ini diungkapkannya dalam menanggapi hasil survei baru-baru ini.

"Kalau soal optimisme, optimisme tinggi. Bahkan, kami sangat optimis karena kita merasakan aspirasi, keinginan tentang perubahan penomorsatuan itu bergaung di mana-mana jadi kami optimis," jelas Anies seusai menghadiri Istighosah dan Pengajian Umum di Pondok Pesantren Darul Muttaqin, Turen, Kabupaten Malang.

Baca Juga: Cawapres Anies Bakal Mengejutkan Koalisi Lain, Anak Buah AHY: Inilah yang Ditunggu-tunggu Rakyat

Meskipun demikian, Anies tidak menampik optimis saja tidak cukup memenangkan Pilpres 2024. Hal ini berarti pihaknya harus tetap berusaha semaksimal mungkin.

Dia menganggap perolehan survei tersebut sebagai masukan untuknya ke depan.

Pada kesempatan tersebut, dia juga turut menyinggung hasil surveinya saat mengikuti Pilkada DKI Jakarta lalu. Pada proses tersebut, dia tidak pernah menemukan dirinya masuk jajaran urutan pertama di hasil survei manapun.

Tidak hanya itu, dia juga sempat ditempatkan di urutan tiga pada survei yang yang sama. Perolehan survei tersebut jauh sekali dengan hasil resmi yang didapatkannya pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Baca Juga: Anies Baswedan Kerap Sindir Jokowi, Pengamat: Tidak Langsung Ingin Menusuk PDIP dan Ganjar Pranowo

"Jadi kita ingin menyampaikan bahwa masih ada delapan bulan, masih ada potensi fluktuasi dan ini dijadikan masukan," jelasnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.