Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, melihat bahwa Partai Golkar mendapat ujian kematangan berpolitik. Golkar saat ini ditinggal sendirian oleh kawannya sesama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Menurut Najmuddin, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah merapat ke PDI Perjuangan (PDIP). Di sisi lain, PAN juga menunjukkan indikasi mengikuti jejak PPP merapat ke PDIP dan mendukung Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Melihat Nasib KIB jika Akhirnya PAN Susul PPP Deklarasikan Dukung Ganjar
Dengan bubarnya KIB, peluang Golkar untuk mengusung capres menurut Najmuddin hampir dipastikan hilang. Mereka kini hanya bisa berkoalisi dan masuk ke salah satu poros yakni poros pendukung Anies Baswedan atau poros Prabowo Subianto.
"Saya lihat kematangan politik Golkar tengah diuji. Selanjutnya, elite Golkar mesti berpikir lebih keras lagi, apakah akan tetap membangun KIB ataukah berkoalisi dengan Koalisi Perubahan dan Persatuan dengan Bacapres Anies. Ataukah mengajak Prabowo untuk membentuk berkoalisi baru," kata Najmuddin, mengutip Republika, (4/6/2023).
Najmuddin melihat ide awal pembentukan KIB memang dari Partai Golkar. Dengan bertindak sebagai penggagas koalisi, partai berlambang pohon beringin tersebut berharap dapat mengusung Ketua Umum, Airlangga Hartarto sebagai capres.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO