Calon presiden (capres) usungan Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, akhir-akhir terlihat intens berkomunikasi dengan partai-partai yang mengusungnya.
Teranyar, Anies melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudoyono (AHY) dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pertemuan tersebut diketahui berlangsung di Museum dan Galeri SBY-Ani di Jalan Teluk Tambora, Kelurahan Sidoharjo, pada Kamis 1 Juni 2023.
Banyak berpendapat bahwa pertemuan ini menjadi sinyal kuat Anies akan berpaket dengan AHY. Namun menurut analis politik, pertemuan itu kemungkinan upaya membangun chemistry.
"Pertemuan ini membangun chemistry politik untuk menyatukan seperti apa visi, seperti apa agenda politik yang harus ia lakukan oleh Anies dan AHY ke depan," kata analis politik Unhas A Lukman Irwan, mengutip fajar.co.id, Minggu (4/6/2023).
Namun menurutnya, jika kemudian Anies memilih AHY, itu bukan lagi sebuah kejutan politik bagi publik. Sebab nama AHY selama ini sudah banyak beredar yang dianggap akan merepresentasikan kelompok Partai Demokrat dan juga kelompok muda.
"Nah ini yang menjadi teka teki yang ditunggu kekuatannya oleh publik," kata Lukman.
Anies kata Lukman, juga harus memperhitungkan kekuatan figur yang digaet jika dari representasi partai koalisi perubahan. Sebab ada juga NasDem dan PKS yang tentu juga punya pertimbangan-pertimbangan dan kepentingan politik yang harus terakomodasi.
"Jadi pertemuan-pertemuan ini bagian dari upaya membangun chemistry untuk melihat representasi figur yang tepat untuk nanti melawan koalisi pemerintah," jelasnya.
Lukman juga menekankan bahwa salah satu upaya untuk memenangkan pertarungan di kelompok wilayah yang besar atau pemilih gemuk adalah mencari figur yang bisa merepresentasikan politik di wilayah itu. AHY bisa merepresentasikan itu, tetapi pertayaannya apakah Nasdem atau PKS mau legawa.
"Karena kan pasti ada banyak kalkulasi-kalkulasi politik yang bukan hanya mempertimbangkan representasi wilayah, terutama repesentasi kepentingan politik partai-partai koalisi itu juga," katanya.
Saat ini kata Lukman, masih ada waktu mencari figur-figur itu. Safari-safari yang dilakukan capres ini kan kemudian akan menjadi bahan diskusi secara intensif di koalisi tersebut untuk membangun kesepakatan.
Misalnya jika SBY direpresentasi secara elektoral di Jawa Timur karena lahir di sana. Akan tetapi, yang perlu diketahui bahwa Jawa Timur sangat dikuasai PDIP.
"Jadi itu harus betul-betul ada kalkulasi dari Anies untuk mencari figur-figur. Dan representasi Indonesia Timur juga bisa menjadi pertimbangan," tambah Lukman.
Sementara itu, progres di Koalisi Perubahan terus berjalan. Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menyatakan, cawapres yang dibahas tim delapan untuk mendampingi Anies Baswedan sudah mengerucut ke satu nama.
Nama tersebut tinggal dikomunikasikan antara Anies dan para ketua umum partai.
”Kemarin (Kamis 1 Juni) Mas Anies ke Pacitan untuk menyampaikan hasil tim delapan ke Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dan Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), hari ini (kemarin, 2/6) ke Pak Surya Paloh, nanti ke presiden PKS dan (Ketua Majelis Syura) Habib Salim (Segaf Al Jufri),” kata Willy.
Namun, dia belum mau membeberkan siapa nama yang dimaksud. Sesuai kesepakatan, nama cawapres akan diumumkan langsung oleh Anies di momen yang disepakati bersama.
"Nanti kita rapatkan kapan Mas Anies mengumumkan," pungkasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024