Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) cawe-cawe bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan negara dengan menganut sistem Pemilu transparan.
Melalui cawe-cawe ini pun Jokowi ingin mengimplementasikan Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber Jurdil). Maka dari itu, Anung membantah bila Jokowi dikatakan cawe-cawe untuk mengintervensi jalannya Pemilu.
"Bukan cawe-cawe kemudian untuk pengaruhi hasil pemilu, sama sekali tidak. Cawe-cawe itu menciptakan pemilunya itu berlangsung dengan baik," ujar Pramono.
Baca Juga: NasDem: Jokowi Harus Cawe-Cawe untuk Jaga Stabilitas Negara
Di samping itu, cawe-cawe Jokowi juga bukan dalam rangka memberikan dukungan terhadap satu calon presiden (capres) tertentu. Jokowi juga disebutnya tak melakukan endorsement terhadap sosok tertentu.
"Cawe-cawe kan bukan untuk berikan dukungan ke siapa, kan untuk ciptakan iklim demokrasi yang lebih baik, yang tidak melanggar peraturan apapun," ujar Pramono.
"Presiden tidak akan meng-endorse," sambungnya menegaskan.
Presiden Jokowi dalam pertemuannya dengan para pimpinan media nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/5/2023), merespons suara yang selama ini menilai dirinya cawe-cawe dalam urusan dengan partai politik. Jokowi menegaskan, cawe-cawe yang dimaksudkannya itu adalah dalam urusan yang positif.
"Untuk negara, saya cawe-cawe," ujar Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Senin (29/5/2023).
Baca Juga: Pramono: Jokowi Cawe-Cawe Pilpres Demi Kepentingan Negara
Dirinya mengaku akan cawe-cawe untuk memastikan perekonomian negara berjalan baik. Dia juga menyatakan harus cawe-cawe agar pemilu nanti bisa berjalan secara demokratis.
Jokowi mengingatkan agar pernyataannya soal cawe-cawe itu tidak disalahartikan. "Jangan terus dianggap saya cawe-cawe urusan politik praktis," kata dia menambahkan.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO