Menu


Buya Yahya: Para Suami Jangan Merasa Direndahkan Jika Istri Berpenghasilan Lebih Besar

Buya Yahya: Para Suami Jangan Merasa Direndahkan Jika Istri Berpenghasilan Lebih Besar

Kredit Foto: Twitter/Buya Yahya

Konten Jatim, Jakarta -

Keadaan rumah tangga seseorang tidaklah selalu sama dan berjalan dengan baik. Sebagian ada yang berpenghasilan cukup baik, sebagian laginya tidak.

Dalam rumah tangga, terkadang ada penghasilan istri yang lebih besar dari suaminya. Situasi ini pun sering kali bisa menjadi masalah karena suami yang merasa tak terima.

Dalam beberapa kasus, suami bisa merasa harga dirinya terinjak-injak karena istri berpenghasilan lebih baik dari dirinya dan terkadang ada suami yang merasa tak berguna.

Baca Juga: Dua Solusi dari Nabi Muhammad Jika Punya Suami yang Malas Mencari Nafkah

Jika berada di situasi tersebut, Profesor Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengingatkan para suami untuk tak merasa terpuruk dan sering melemparkan emosi kepada istri.

“Besarkan hati sang istri, tidak perlu merasa terpuruk lalu dikit-dikit marah dengan istri karena merasa dia penguasanya dari istri. Bukan menguasai istri, memang yang punya duit istri kok,” kata Buya Yahya dalam salah satu dakwahnya.

Sebaliknya, jika suami berada di dalam posisi tersebut, seharusnya sang suami lebih mengevaluasi diri dan berusaha menjadi lebih baik.

“Seorang suami di saat dia menemukan kelemahan dalam dirinya, ekonominya mungkin lemah, mungkin istrinya lebih tinggi gajinya, atau suaminya enggak punya (penghasilan, red), paling tidak punya penghargaan (kepada istrinya dengan menghargai, red) dan (beri, red) kata maaf.”

Buya Yahya pun mengingatkan bahwa Islam tak pernah memaksa keadaan manusianya untuk berhasil karena yang terpenting adalah berusaha terlebih dahulu.

Baca Juga: Pesan untuk Para Suami, Jangan Nikahi Seorang Wanita Bila Tak Mau Beri Nafkah

Pasalnya, ada beberapa orang yang memang memiliki nasib tidak baik dalam mengerjakan suatu hal sehingga para suami tak seharusnya menyalahkan istrinya jika keadaan istrinya lebih baik dalam urusan pekerjaan.

“Para suami hendaknya sadar kalau dirimu punya kelemahan bukan berarti setelah itu Islam memaksa kita harus berhasil, tidak. Kalau memang seorang suami nasibnya bangkrutan itu paling tidak kata (minta, red) maaf (ke istri, red),” jelas Buya Yahya.