Menu


Guntur Romli: Denny Indrayana dan SBY Pansos Lewat Isu Sistem Proporsional Tertutup

Guntur Romli: Denny Indrayana dan SBY Pansos Lewat Isu Sistem Proporsional Tertutup

Kredit Foto: YouTube/Cokro TV

Konten Jatim, Jakarta -

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli mengaku bahwa dirinya lebih setuju dengan sistem proporsional terbuka dibandingkan dengan sistem proporsional tertutup.

Namun, ia tampak tak sejalan dengan cara mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Dennya Indrayana dalam membocorkan hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sistem Pemilu tersebut.

Denny sendiri menyatakan bahwa MK akan menggunakan sistem proporsional tertutup, yakni sistem yang digunakan kali terakhir pada zaman Orde Baru.

Selain Denny, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun ikut menyuarakan pendapatnya mengenai sistem proporsional tertutup yang menurunya bisa menjadi chaos.

Baca Juga: Pergantian Sistem Pemilu Disebut Bisa Jadi ‘Chaos’ Politik, SBY Dituding Mulai Goreng Isu

“Saya lebih setuju sistem pemilu proporsional terbuka, tapi kelakuan Denny Indrayana dan SBY saat ini yang sedang caper, yang sedang pansos, menggunakan isu ada bocor putusan MK soal sistem Pemilu cuma dimanfaatkan untuk isu lain,” ucap Romli dikutip dari kanal YouTube Cokro TV pada Selasa (30/05/2023).

Romli pun menduga bahwa Denny dan SBY sengaja menggaungkan buruknya sistem proporsional tertutup untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Masyarakat (ingin dibuat, red) tidak percaya (oleh Denny dan SBY, red) pada hasil lembaga yudikatif yang di-framing, diintervensi lembaga eksekutif.”

Sebagai informasi, SBY langsung memberikan komentar tak lama setelah Denny membocorkan informasi hasil putusan itu tanpa membongkar informannya.

SBY sendiri mengaitkan Pengajuan Kembali (PK) Moeldoko di Mahkamah Agung (MA) dengan hasil keputusan sistem proposional tertutup itu.

Saya tergerak berikan tanggapan tentang sistem pemilu yang akan diputus MK & PK Moeldoko di MA yang ramai diisukan Partai Demokrat bakal dikalahkan & diambil alih oleh Kepala Staf Presiden Moeldoko," kata SBY lewat akun Twitter-nya pada Minggu (28/05/2023).

Baca Juga: Bocorkan Hasil Putusan MK Sebelum Dibacakan, Denny Indrayana Dipolisikan

SBY pun berpendapat bahwa pergantian sistem Pemilu yang mendadak ini dapat menimbulkan masalah baru dan cukup besar. Ia bahkan mempertanyakan kegentingan MK hingga berniat mengganti sistem Pemilu yang telah digunakan sejak lama.

Pertanyaan pertama kepada MK, apakah ada kegentingan & kedaruratan sehingga sistem pemilu diganti ketika proses pemilu sudah dimulai? Ingat, DCS (Daftar Caleg Sementara) baru saja diserahkan kepada KPU. Pergantian sistem pemilu di tengah jalan bisa menimbulkan 'chaos' politik," ujar SBY.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan