Tanggal 1 Mei 2023 sampai 14 Mei 2023 merupakan periode di mana partai yang bisa mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mencalonkan kader mereka sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Menariknya, banyak sekali partai yang mencalonkan selebritis atau artis yang memiliki latar belakang dunia hiburan sebagai caleg. Bahkan ada partai yang mencalonkan lebih dari 15 artis ke Pemilu 2024. Mayoritas juga tidak memiliki latar belakang politik.
Fenomena ini memang sudah lumrah ditemukan sejak lama. Namun, di kala orang-orang berpikir kalau pendaftaran artis sebagai caleg akan memudar, nyatanya masih banyak partai yang berpikir kalau artis-artis ini mampu mendapatkan suara masyarakat.
Baca Juga: Deretan Artis yang Menjadi Caleg: Terbanyak dari Partai Ini
Namun, apakah alasan partai usung artis jadi caleg ini masuk akal dan masih efektif dipakai sekarang? Berikut informasinya menyadur situs LIPI beberapa sumber berbeda pada Jumat (26/5/2023).
Alasan Banyak Partai Usung Artis Jadi Caleg
Seperti yang tadi sudah dijelaskan di atas, penyebab maraknya artis menjadi caleg adalah demi mendongkrak suara dan elektabilitas sebuah partai. Dari sisi artis sendiri, terjun ke politik adalah cara bagi mereka untuk tetap relevan ketika popularitas sudah memudar.
Bisa dikatakan kalau hal ini merupakan simbiosis mutualisme bagi kedua belah pihak, di mana partai bisa mendapatkan suara lebih dari masyarakat, sementara nama artis akan kembali terangkat ke publik. Sayangnya, tidak selamanya seperti itu.
Baca Juga: Pengamat Sebut Belum Tentu Kepopuleran Loloskan Caleg Artis ke Senayan
Mengambil contoh dari Partai Amanat Nasional (PAN) misalnya. Partai berlogo matahari putih ini memiliki setidaknya 17 kader yang memiliki latar belakang artis. Beberapa di antaranya juga ada yang sudah lama bergabung seperti komedian Eko Patrio dan Desy Ratnasari.
Meskipun begitu, elektabilitas PAN berdasarkan sejumlah lembaga survei tidak bisa dikatakan tinggi. Bahkan beberapa kali partai ini diisukan terancam tertendang keluar dari Senayan karena elektabilitas mereka jauh di bawah harapan.
Sementara itu, anggapan artis akan kembali populer di kalangan masyarakat juga tidak sepenuhnya benar. Ada yang semakin fokus terjun ke politik dan semakin jauh dari hingar bingar dunia hiburan, namun ada juga yang memperoleh beberapa pekerjaan sebagai artis di sela-sela kerja mereka di partai.
Menunjukkan Bobroknya Partai
Dijelaskan oleh LIPI bahwa fenomena caleg artis ini menunjukkan buruknya kaderisasi yang dilakukan oleh partai. Mereka terkesan terburu-buru dan hanya mementingkan cara instan untuk memperoleh suara masyarakat sehingga mencari kader dari kalangan artis.
Padahal, jika para kader disiapkan dan dididik dengan baik dan benar, mampu mengayomi rakyat dan serius dalam bekerja, maka partai tidak perlu sampai mencari artis untuk mencari suara di Pemilu. Yang aneh, fenomena ini sudah terjadi berulang kali, pertanda bahwa para partai tidak belajar dari kesalahan.
Baca Juga: Deretan Artis dan Tokoh Nyaleg dari PKB, Cak Imin Yakin Mereka Mampu Raih Kursi DPR
Pencalegan artis ini juga berpotensi menciptakan dampak negatif di kursi legislatif jika para artis tidak memiliki kompetensi, membuat mereka malah meninggalkan tugas sebagai wakil rakyat. Sayangnya, peristiwa ini juga bukan sepenuhnya salah partai.
Meskipun tidak banyak, masih ada segelintir masyarakat yang “terpikat” dengan para artis ini karena sudah memiliki nama sebelumnya. Edukasi politik minim juga berpotensi membuat masyarakat hanya memilih sosok yang mereka kenal alih-alih mencari orang yang memang pantas berada di kursi legislatif.
Baca Juga: Banyak Artis Nyaleg, Pengamat: Bukti Kegagalan Kaderisasi Parpol
Lebih dari itu, kemampuan artis untuk mempromosikan diri sebagai caleg dengan harta mereka menjadi alasan kenapa partai juga mengusahakan untuk memberi jatah kursi bagi artis untuk nyaleg. Ini bisa menghemat biaya kampanye yang bisa sampai miliaran rupiah.
Bisa disimpulkan bahwa meskipun pencalegan artis tidak seefektif di masa lampau, selama masih ada pasar pemilih, maka praktik macam ini akan tetap dipakai. Terlebih, jika partai hanya mau berhasil dengan cara instan.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan