Menu


Loyalis Ganjar Sebut Prabowo Berubah Jelang Pilpres 2024, Bagaimana Maksudnya?

Loyalis Ganjar Sebut Prabowo Berubah Jelang Pilpres 2024, Bagaimana Maksudnya?

Kredit Foto: Instagram/Prabowo Subianto

Konten Jatim, Jakarta -

Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tampak menampilkan karakter yang berubah jelang kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

Loyalis Ganjar Pranowo itu mengeluarkan peringatan kepada para pemilih mengenai latar belakang Prabowo menjelang Pilpres.

Eko awalnya mengungkapkan bahwa terdapat perubahan dalam cara berpolitik dan berkampanye yang digunakan oleh Prabowo Subianto jika dibandingkan dengan tahun 2014 dan 2019.

Baca Juga: Bukan Ganjar, Prabowo Paling Layak Gantikan Jokowi Versi Survei LSJ

Ia menyoroti bahwa cara Prabowo yang agresif dan langsung menyerang lawan tidak lagi digunakan.

"Tapi yang paling penting apakah karakter seseorang itu sesuai dengan apa yang diomongin atau sesuai dengan yang ditampilkan di brosur hari ini?" kata Eko dikutip Cianjur.Suara.Com dari kanal YouTubenya, Rabu (25/05/2023).

"Apakah misalnya Pak Prabowo sudah sedemikian berubah total ketika dia nanti berkuasa misalnya?" tambahnya.

"Apakah perubahan ini jadi permanen, dia jadi jauh lebih baik, jauh lebih merangkul? Jauh tidak akan melakukan serangan terhadap orang lain misalnya," tanya Eko.

Eko juga mengungkapkan keraguan terhadap kemungkinan perubahan tersebut, terutama karena dalam teori psikologi, orang yang sudah berumur sulit untuk berubah.

"Kalau gua sih ngeliatnya dalam teori psikologi agak susah ya orang yang udah usianya cukup matang kayak Pak Prabowo itu," pungkas Eko.

"Usianya 70-an tahun lebih itu, nggak bisa tiba-tiba karakternya berubah begitu saja. Karakter dia sudah terbentuk dari kecil sebagai anggota militer, sebagai keluarga Cendana dan kemudian sebagai ketua partai yang mungkin di partainya penguasa tunggal," ungkapnya.

"Karakter terbentuk dari berbagai perjalanan itu dan kita tahu karakter-karakter itu tumbuh ketika dia misalnya pada saat peristiwa 98 pada saat terjadinya suasana keos di Indonesia," katanya.

Dia menyatakan bahwa karakter yang ditampilkan selama Pilpres 2014-2019 merupakan karakter yang nyata dan tidak mungkin berubah secara tiba-tiba.

"Ini cuma brosur saja kalau seandainya sekarang karakter politik yang ditampilkan itu berbeda," kata dia.

"Yaitu gimmick politik tapi ketika dia jadi presiden siapapun akan kembali pada karakter aslinya, kembali kepada sifat dasarnya, kembali kepada cara berpikir lamanya, dalam proses pengambilan keputusan," tambahnya. 

Baca Juga: Sindir Keras Capres yang Suka Nonton Porno, Hashim: Kalau Pak Prabowo Hobinya Naik Kuda

"Dan gua nggak yakin Indonesia akan baik-baik saja, dipimpin misalnya oleh orang yang punya dalam tanda kutip suasana atau karakter yang semi otoriter kayak gitu," ungkap nya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.