Menu


Tanggapan Sandiaga Uno vs MUI soal Konser Coldplay

Tanggapan Sandiaga Uno vs MUI soal Konser Coldplay

Kredit Foto: Twitter/Sandiaga Uno

Konten Jatim, Jakarta -

Setelah penolakan Persaudaraan Alumni (PA) 212 menolak konser Coldplay, kini giliran Majelis Ulama Indonesia (MUI) ikut menolak band asal Inggris tersebut.

Senada dengan PA 212, Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas menilai, konser musik Coldplay yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) itu bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, terutama terkait sila pertama dan Pasal 29 ayat 1.

Baca Juga: Riwayat Cak Imin: Optimis Bisa Jadi Cawapres Prabowo, Gratiskan Konser Coldplay Jika Jadi Presiden

Anwar menekankan, jika merujuk pada pasal tersebut, maka jelas Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena itulah, lanjut Anwar, tidak boleh ada kegiatan di Indonesia yang dilakukan dan bertentangan dengan ajaran agama.

Menurut Anwar, konser Coldplay bertentangan dengan ajaran agama, karena band tersebut mendukung lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).

Lebih lanjut Anwar meminta pemerintah tak hanya memikirkan masalah ekonomi semata dalam masalah ini, namun juga mencermati persoalan akhlak, moralitas dan budaya bangsa.

Tanggapan Sandiaga Uno

Menanggapi penyataan Anwar Abbas mengenai konser Coldplay, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uni angkat bicara.

Menurut Sandiaga, dalam pelaksanaan konser Coldplay pada 15 November 2023 mendatang, ia sudah berkomunikasi dengan para ulama, untuk meminta masukan dan saran.

“Ini adalah bagian daripada kita memastikan bahwa konser ini ada dalam koridor hukum," ujar Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, belum lama ini. 

Sandiaga menjelaskan bahwa konser Coldplay di Indonesia merupakan bentuk dari destinasi wisata dunia. Selain itu, konser ini juga merupakan bukti Indonesia merupakan destinasi produk-produk ekonomi kreatif dunia. 

Sandiaga Uno juga menanggapi ancaman yang dilancarkan oleh pihak-pihak tertentu terkait pelaksanaan konser Coldplay di Jakarta.

Menurut dia, ancaman tersebut sudah ditangani oleh kementerian dan lembaga terkait, sehingga pelaksanaan konser bisa dipastikan aman. Sandi juga menyinggung mengenai potensi ekonomi yang bisa didapat Indonesia dari pelaksanaan konser Coldplay.

Sandi juga membeberkan jika kementeriannya sekarang sudah mulai mancatat dan menghitung potensi keuntungan ekonomi dari konser Coldplay November mendatang.

Sandi mengatakan, dari total 3 ribu event yang digelar di Indonesia, termasuk konser internasional pada 2023, capaian target ekonominya sekitar Rp 162 triliun atau melebihi target 10 miliar dollar Amerika Serikat.

Selain itu, konser Coldplay juga berpotensi membuka peluang usaha atau penciptaan lapangan kerja di lingkungan Kemenparekraf. 

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.