Menu


Mahfud MD: Pihak Oposisi Juga Gunakan Buzzer

Mahfud MD: Pihak Oposisi Juga Gunakan Buzzer

Kredit Foto: Instagram/Mahfud MD

Konten Jatim, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD singgung keberadaan buzzer atau pendengung berbayar di media sosial. Menurutnya, para pendengung berbayar tidak hanya pendukung pemerintah, tapi juga ada kelompok oposisi, yakni. mereka yang menentang pemerintah. 

Mahfud menjelaskan, selama ini muncul anggapan bahwa buzzer bayaran atau buzzer Rp selalu pro-pemerintah. Bahkan, setiap ada orang yang mendukung pemerintah di media sosial langsung dicap sebagai buzzer bayaran.

Baca Juga: Mahfud Peringatkan Kemungkinan Adanya Kecurangan Dalam Pemilu 2024  

"Tapi, sebenarnya buzzer bayaran itu banyak juga yang anti-pemerintah," kata Mahfud ketika menjadi pembicara dalam seminar nasional terkait pemilu dan media, yang digelar Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (23/5/2023).

Mahfud menyebut, buzzer bayaran antipemerintah itu diorganisasi untuk membuat konten tanpa fakta. Kelompok ini juga membuat konten dengan membelokkan fakta sebenarnya demi menyerang pemerintah. Salah satu contohnya kelompok Muslim Cyber Army (MCA) yang orang-orang penggeraknya sudah ditangkap dan dijatuhi hukuman.

Karena itu, Mahfud menegaskan, buzzer bayaran ada di kedua sisi, baik pemerintah maupun oposisi. Hal itu terjadi karena buzzer bayaran beroperasi bergantung pada siapa yang bayar.

"Sehingga, tidak bisa kalau Saudara mengatakan buzzer itu selalu kelompok pendukung pemerintah. Mungkin saja, saya tidak tahu dan saya sungguh tidak tahu apakah ada buzzer yang dibayar oleh pemerintah," kata Mahfud.

"Mungkin saja ada (buzzer bayaran pemerintah), tapi bukan saya yang bayar. Tetapi, yang saya tahu, dua-duanya itu ada, baik yang oposisi maupun yang pro-pemerintah ada buzzer," kata dia menambahkan.

Baca Juga: Ketua KPU: Ada Tim Pemenangan Pemilu yang Kasih Tawaran untuk Sebarkan Berita Palsu

Lebih lanjut, Mahfud menyebut konten-konten yang disebar oleh para buzzer kini mulai menyaingi konten yang dibuat media arus utama. Sebab, jumlah media mainstream hanya sekitar 1.000 pada 2022, sedangkan buzzer bayaran mencapai 800 ribu akun. "Seribu lawan 800 ribu," ujarnya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.