Presiden Joko Widodo alias Jokowi menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 2023 yang dilaksanakan di Hiroshima, Jepang pada Jumat (19/5/2023) lalu. Puncak pertemuan KTT G7 ini sendiri berakhir pada Minggu (21/5/2023) kemarin.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi berhadapan dengan sejumlah pemimpin atau petinggi negara G7 yang berisikan Kanada, Jepang, Amerika Serikat (AS), Inggris, Perancis, Italia dan Jerman, serta delegasi Uni-Eropa. Dirinya menyampaikan sejumlah pesan terkait perdamaian dunia dan mencari investor untuk Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Sebenarnya, bagaimana sejarah pembentukan G7 yang sempat dihadiri Presiden Jokowi akhir pekan lalu? Berikut penjelasannya menyadur situs Pemerintahan Jerman pada Senin (22/5/2023).
Baca Juga: Soal Dukungan Relawan, Pengamat Sebut Keluarga Jokowi Beri Angin ke Prabowo
Sejarah Pembentukan G7
Perlu diketahui terlebih dahulu kalau KTT G7 adalah forum internasional yang diadakan setiap tahun untuk para pemimpin negara anggota G7 yang terdiri dari Perancis, AS, Inggris, Jerman, Jepang, Italia, dan Kanada (dalam urutan rotasi kepresidenan), dan Uni Eropa.
Ide untuk mengadakan KTT G7 adalah inisiatif dari Presiden Peranci,s Valéry Giscard d'Estaing dan Kanselir Jerman Helmut Schmidt. Pada tahun 1975 mereka memulai pertemuan puncak pertama di Château de Rambouillet, 50 kilometer barat daya Paris.
Pada pertemuan puncak tersebut, para kepala negara dan pemerintahan Perancis, Jerman yang saat itu masih bernama Jerman Barat, AS, Jepang, Inggris, dan Italia membahas guncangan minyak, krisis keuangan, dan jalan keluar dari resesi. Dikarenakan masih mempunyai 6 anggota, pertemuan ini dinamakan sebagai G6.
Baca Juga: Topik Pembahasan KTT ASEAN ke-42: Siap Tingkatkan Kekuatan ASEAN
Pada KTT G6 pertama ini, mereka mengadopsi komunike 15 poin, Deklarasi Rambouillet, dan setuju untuk bertemu di masa depan setahun sekali, di bawah Kepresidenan bergilir. Pada tahun 1976 Kanada bergabung dengan grup tersebut, yang selanjutnya dikenal sebagai G7.
G7 lahir sebagai akibat dari masalah ekonomi besar yang dihadapi dunia pada tahun 1970-an. Guncangan minyak pertama dan runtuhnya sistem nilai tukar tetap Bretton Woods membuat dunia gelisah. Ini menjadi alasan bagi kepala negara dan pemerintahan untuk berkonsultasi tentang kebijakan ekonomi internasional.
Pembicaraan langsung antara G7 dan Masyarakat Eropa diadakan pertama kali di London pada tahun 1977. Presiden Komisi Eropa diundang untuk menghadiri KTT G7. Hari ini Presiden dari Uni Eropa juga menghadiri pertemuan puncak tersebut.
Pada 1980-an G7 memperluas kepentingannya untuk merangkul isu-isu kebijakan luar negeri dan keamanan. Tantangan internasional saat itu termasuk konflik berkepanjangan antara Iran dan Irak dan pendudukan Soviet di Afghanistan.
Baca Juga: Apa Sebenarnya Alasan Myanmar Tidak Diundang KTT ASEAN ke-42?
KTT G7 dari Tahun ke Tahun
KTT G7 ini diadakan setiap tahun dan dihadiri oleh masing-masing kepala pemerintahan dari negara anggota yang memegang kepresidenan G7. Penyelenggara bertanggung jawab untuk mengatur dan menjadi tuan rumah KTT tahun ini.
Umumnya, setiap negara menjadi tuan rumah KTT G7 setiap 7 tahun sekali. Sebagai contoh, KTT G7 yang diadakan di Jepang tahun ini juga sudah dilaksanakan 7 tahun yang lalu di Kota Shima pada 2016. Tema pembicaraan setiap tahunnya juga berbeda-beda.
Baca Juga: Relawan Membelot Dukung Prabowo, Pengamat Sebut Mustahil Tanpa Restu Jokowi!
Tahun ini, KTT G7 Hiroshima membahas krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah agresi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina dan meningkatnya risiko penggunaan senjata pemusnah massal. Di sini, para pemimpin G7 akan mempelajari penggunaan senjata nuklir dan berbagi keinginan mereka untuk perdamaian.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan