Menu


Bagaimana Pandangan Islam soal Mempercayai Hari Sial? Ini Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah

Bagaimana Pandangan Islam soal Mempercayai Hari Sial? Ini Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah

Kredit Foto: Suara.com

Konten Jatim, Jakarta -

Di segelintir masyarakat mungkin beredar kepercayaan yang menganggap hari, waktu, atau angka tertentu membawa kesialan atau kerugian.

Seperti misalnya, adanya anggapan bahwa angka 4 atau 13 membawa kesialan. Padahal, dalam Islam sendiri tidak ada keyakinan terkait dengan angka atau hari sial seperti itu.

Keyakinan Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah SWT. 

Baca Juga: Apa yang Dilakukan ketika Lupa Rakaat Shalat? Ini Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah

Hal senada juga dijelaskan oleh pendakwah Ustaz Khalid Basalamah. Ia mengajak para umat Islam untuk meninggalkan segala jenis keyakinan-keyakinan yang tak berdasar seperti itu.

"Tidak usah diyakini. Tidak ada hari sial, tidak ada waktu sial, tidak ada dalam Islam," kata Ustaz Khalid Basalamah dari kanal YouTube Shofwah TV, dikutip pada Jumat (19/5/2023).

Lebih lanjut Ustaz Khalid memaparkan bahwa dalam Islam tak ada keyakinan terkait hari atau angka sial. Yang ada hanyalah hari atau waktu yang dianggap lebih baik dibanding hari lainnya, misalnya hari Jumat.

"Yang ada hari lebih baik dari hari yang lain. Waktu lebih baik dari waktu yang lain. Tempat lebih baik dari tempat yang lain, itu ada. Seperti misalnya hari Jumat lebih baik daripada hari yang lain, itu jelas," ucapnya.

"Sepertiga malam lebih baik daripada waktu-waktu yang lain sepanjang hari. Mekkah dan Madinah, Aqsa lebih baik daripada tempat yang lain, itu ada. Tapi sial enggak ada," tambahnya.

Umat Islam juga dianjurkan untuk tak pernah mencaci maki atau menyalahkan waktu. Hal ini seperti yang tertera dalam dalil berikut ini.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِي الأَمْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

"Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Anak Adam telah menyakiti-Ku (karena) dia suka mencela waktu (masa). Padahal Aku-lah pencipta (pengatur) masa. Aku-lah yang menggilir antara siang dan malam"." (HR. Bukhari no. 4826 dan Muslim no. 2246)

Islam mengajarkan agar umat Muslim menjalani hidup dengan keikhlasan dan melakukan yang terbaik dalam setiap tindakan, tanpa mengaitkannya dengan kepercayaan terhadap "hari sial" atau "hari baik." Keyakinan tersebut cenderung bersifat superstisi dan tidak didasarkan pada ajaran agama.

Baca Juga: Ternyata Taubat Bisa Jadi Alat Penangkis Godaan Setan, Ini Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah

Sebagai umat Muslim, lebih baik untuk fokus pada pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang benar, seperti menjalankan ketaatan kepada Allah SWT, berbuat baik kepada sesama, berlaku adil, dan menjalani kehidupan dengan integritas moral.