Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memunculkan Airlangga Hartarto sebagai figur yang berpotensi jadi Cawapres dengan indeks tertinggi.
Dalam survei yang digelar pada periode 3-14 Mei 2023 itu, LSI Denny JA merumuskan lima variabel yang menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan Cawapres. Kelima variabel tersebut adalah tambahan elektabilitas, kuasa tiket (ketua umum partai), tokoh dari ormas besar, pengalaman pemerintahan, dan jaringan sumber dana.
Baca Juga: Golkar Tak Berniat Jadikan Airlangga Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Cak Imin
“Indeks cawapres ini dibuat berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya dan realitas politik. Cawapres dipilih bukan semata faktor elektabilitas. Namun, gabungan lima faktor utama yang kami sebut sebagai indeks cawapres,” ungkap peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfarabi di Jakarta, Jumat (19/5).
Ia menjelaskan, dari riset kualitatif dan expert judgement yang dibuat LSI Denny JA, setiap nama dari delapan cawapres dinilai dari kelima variabel tersebut. Delapan nama cawapres yang diuji adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, Said Aqil Siradj, dan Sandiaga Uno.
“Hasilnya tak ada satupun cawapres ideal yang memenuhi kelima variabel yang harus dipenuhi Cawapres. Dan tak ada satupun Cawapres yang menambah elektabilitas signifikan bagi Capres,” terangnya.
Menurut survei LSI Denny JA, dari kedelapan nama tersebut, Airlangga Hartarto adalah cawapres dengan indeks tertinggi karena memenuhi paling banyak tiga variabel, yaitu kuasa tiket (ketum partai), pengalaman pemerintahan, dan jaringan sumber dana.
Di bawah Airlangga Hartarto, ada lima cawapres yang memenuhi dua dari lima variabel, yaitu Sandiaga Uno, Erick Thohir, Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, dan Muhaimin Iskandar. Sementara, cawapres yang hanya memenuhi satu variabel saja adalah AHY dan Said Aqil Siradj.
Baca Juga: Prabowo-Airlangga Duet Potensial, Ini Respons Cak Imin
“Jika capres diputuskan melalui pertimbangan elektabilitas atau dukungan publik terhadap tokoh itu berdasarkan survei, cawapres sepenuhnya diputuskan berdasarkan kesepakatan segelintir elit partai saja dengan mempertimbangkan empat variabel di atas, selain tambahan elektabilitas,” sambungnya.
Adapun survei terbaru yang dirilis LSI Denny JA ini dilakukan dengan metodologi multi-stage random sampling. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia dengan margin of error sebesar 2,9 persen.
Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, dan focus group discussion.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024