Menu


Bakal Jadi Pesta Demokrasi Terheboh, Pengamat Sebut Pentingnya Momen Pemilu 2024

Bakal Jadi Pesta Demokrasi Terheboh, Pengamat Sebut Pentingnya Momen Pemilu 2024

Kredit Foto: Pixabay/Thor_Deichmann

Konten Jatim, Jakarta -

Pemilu kali ini, yang akan diselenggarakan pada tahun 2024, dianggap sebagai Pemilu yang paling penting dalam sejarah Indonesia oleh Sosiolog Roby Muhammad.

Roby sendiri berpendapat demikian karena menurutnya pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah cukup clear di Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia pada Minggu (14/05/2023).

“Gua pikir Pak Jokowi kemarin hari Minggu kasih alasan yang paling jelas kenapa sih kita harus ribet-ribet ngurusin pilpres ini semua, bukan hanya urusan ketum partai, sekjen partai, dan jajarannya, tapi buat kita semua,” ucap Roby dikutip dari Total Politik pada Rabu (17/05/2023).

Baca Juga: Jokowi Akui Ikut Kena ‘Prank’ di Babak Kedua Indonesia vs Thailand

Roby menyampaikan bahwa Pemilu kali ini akan menjadi titik balik bagi negara Indonesia karena setiap negara memiliki momen penting yang dapat membalikkan status negara.

Status ini nantinya akan jadi penentu apakah Indonesia akan tetap menjadi negara berkembang atau meningkat menjadi negara maju seperti beberapa negara lainnya.

“Itu adalah satu momen penting dalam sejarah bangsa itu dan kita Indonesia ada di momen itu sekarang, terutama sampai 13 tahun ke depan. Kurang lebih sampai 2030-an karena ada bonus demografi,” jelas Roby.

Sementara itu, dalam Musra Indonesia beberapa waktu lalu, Jokowi sempat menegaskan bahwa Indonesia perlu pemimpin yang bisa memajukan negara dan harus paham mengenai kondisi negara saat ini.

Menurut Jokowi, Pemilu 2024 merupakan pesta demokrasi yang begitu luar biasa karena pemimpin yang dihasilkan akan memimpin negara untuk maju dalam 13 tahun ke depan sehingga pemilihan pemimpin yang tepat sangat dibutuhkan.

“Bonus demografi kita akan muncul di tahun 2030. Dan dalam sejarah peradaban-peradaban negara yang saya lihat, kesempatannya hanya sekali dalam sejarah,” kata Jokowi.

Baca Juga: Rapat dengan Relawannya, Pengamat: Jokowi Merasa PDIP Bukan Rumahnya

Melihat momen penting ini, Jokowi bahkan memperingati bahwa negara akan kehilangan peluang terbesar dan satu-satunya jika penduduknya salah memilih pemimpin.

“Amerika Latin tahun 50-an, 60-an, dan 70-an mereka sudah berada di posisi negara berkembang middle income, tetapi sudah 50 tahun mereka tetap menjadi negara berkembang. Karena apa? Karena tidak bisa memanfaatkan peluang saat itu dan mengejarnya lagi sudah tidak ada kesempatan lagi,” jelas Jokowi.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan