Menu


Ganjar Dinilai Ramah dan Dekat dengan Masyarakat serta Digandrungi oleh Masyarakat Jawa Barat 

Ganjar Dinilai Ramah dan Dekat dengan Masyarakat serta Digandrungi oleh Masyarakat Jawa Barat 

Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha

Konten Jatim, Jakarta -

Dukungan terhadap calon presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo terus berlanjut. Dukungan terbaru datang dari beberapa budayawan dan pekerja budaya Sunda, serta organisasi sosial Angkatan Muda Siliwangi (AMS). Masyarakat Jawa Barat sangat menyukai Ganjar karena dianggap sebagai pemimpin yang baik hati dan berorientasi pada rakyat. 

Ketua Umum AMS, Noery Ispandji Firman mengatakan, pihaknya memberikan dukungan kepada Ganjar, lantaran Gubernur Jawa Tengah dua periode itu mencerminkan pemimpin yang barakter orang Sunda yaitu nyunda, nyantri, nyakola atau mempunyai karakter berperilaku sopan, taat beribadah, dan berpendidikan. Karena itu, kata dia, wajar kalau Ganjar disayang orang Sunda.

Baca Juga: PAN Terlihat Terus Usung Ganjar dan Erick Thohir  

Kunjungan Ganjar ke Kota Bandung, Jawa Barat, akhir pekan lalu, mendapat sambutan meriah dari warga. Salah satu yang menjadi sorotan adalah saat Ganjar menghadiri acara Silaturahmi Budaya Tokoh dan Inohong (tokoh) Sunda, di Saung Angklung Mang Udjo, Kecamatan Cibeunying.

Di acara tersebut, Ganjar mendapatkan gelar apresiasi sebagai “Warga Kehormatan Masyarakat Sunda”. Sebagai simbol kehormatan, perwakilan tokoh budaya Sunda yang juga Ketua Umum Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Noery Ispandji Firmanmemberikan baju pangsi Sunda berwarna hitam kepada Ganjar.

Sepekan sebelumnya, Noery juga mendeklarasikan dukungan AMS kepada Ganjar sebagai capres. Bagaimana ceritanya para tokoh dan budayawan Sunda memberikan dukungan kepada Ganjar?

Noery menyampaikan, dukungan yang diberikan AMS dan para budayawan Sunda kepada Ganjar itu tidak mendadak. Namun, sudah melalui berbagai pertimbangan dan komunikasi dengan para senior hingga akhirnya memutuskan mendukung Ganjar.

Noery menceritakan, komunikasi dengan Ganjar dimulai sebelum Puasa. Saat itu, kata dia, Ganjar mengundangnya ke Semarang. Namun, ia menolak undangan tersebut. Sebagai bentuk tata krama, Noery ingin Ganjar yang datang ke Jawa Barat. Soal tempat bisa digelar di mana saja. Boleh di Bogor, Bandung, atau mana saja, yang penting di daerah Jawa Barat. Menurut dia, permintaan itu penting agar AMS sebagai organisasi kemasyarakatan di Jawa Barat merasa tersanjung.

Baca Juga: Pengamat Anggap Pernyataan Jokowi di Musra Mengacu pada Ganjar

Tiga hari berselang, Ganjar menyambut hangat undangan pertemuan itu. Ganjar dan Noery lalu menggelar pertemuan di Bekasi. Kebetulan saat itu, Ganjar baru ada acara di Jakarta.

Noery bercerita, pada pertemuan pertama itu, ia terkesan dengan sosok Ganjar. “Kami mengobrol lama. Saat ketemu itu, saya melihat Pak Ganjar ini sebagai sosok yang sangat ramah, santun, dan menghormati orang. Pak Ganjar juga mau mendengarkan dan mau menerima masukan. Ini ciri-ciri pemimpin baik. Dan someah (ramah) luar biasa,” kata Noery, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut Noery, karakter Ganjar ini merepresentasikan orang Sunda. Meski Ganjar lahir di Karanganyar, Jawa Tengah, Noery melihat sosok Ganjar sebagai seorang yang punya karakter khas orang Sunda yaitu: nyunda, nyantri, nyakola. Maksudnya, berperilaku sopan, taat beribadah, dan berpendidikan. Selain itu, ia menilai Ganjar sebagai pemimpin yang matang dan mau turun ke bawah untuk menyapa rakyat.

Noery menjelaskan, Ganjar memang lahir di Jawa Tengah. Namun, kata dia, bicara Sunda bukan hanya terbatas pada wilayah atau suku. Menurut dia, Sunda itu menggambarkan hal yang jauh lebih besar dari itu. Sunda itu bisa dilihat sebagai kepribadian, karakter, atau juga perilaku. “Kan ada juga orang Sunda tapi tidak nyunda. Orang Sunda tapi tidak menggambarkan kepribadian orang Sunda,” terangnya.

Setelah pertemuan dengan Ganjar itu, lanjut Noery, ia lalu merapatkan barisan dan melakukan konsolidasi. Ia juga melakukan komunikasi dengan para senior hingga akhirnya diputuskan memberikan dukungan kepada Ganjar pada Kamis (11/5) lalu.

Noery lalu menceritakan kronologi pemberian gelar apresiasi kepada Ganjar sebagai “Warga Kehormatan Masyarakat Sunda”. Kata dia, acara yang dihadiri para tokoh dan budayawan dan dihadiri ribuan orang itu digelar spontan. Ia berkomunikasi dengan para tokoh dan budayawan dan mendapat sambutan hangat.

“Tidak sulit mempersiapkan massa banyak. Karena banyak yang ingin hadir dan memberi dukungan,” ungkapnya.

Kata dia, acaranya pun sengaja digelar di Saung Mang Udjo, karena di sana dianggap bisa menggetarkan rasa kebhinekaan. Menurut dia, hanya lewat budaya bisa mempersatukan bangsa.

Noery mengaku, saat memberikan sambutan pun dilakukan spontan. Tak ada persiapan. Di acara itu, ia menyebut Ganjar memiliki trah Sunda. Hal tersebut tak mengada-ngada. Ia mengaitkan dengan sejarah Kerajaan Galuh yang memerintah di wilayah Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah pada tahun 670-1482. Kata dia, salah satu cicit raja Galuh itu bernama Raden Sanjaya dan mendirikan negara Alingga di sekitar Jawa Tengah termasuk Karanganyar. Ia pun curiga, warga di Karanganyar itu bagian dari Kerajaan Galuh. “Karena nama Ganjar itu sebenarnya banyak ditemui di Jawa Barat. Nama-nama orang Sunda, bukan di Jawa,” ujarnya.

Lalu apa langkah selanjutnya, kata Noery, ketika sudah memberikan dukungan kepada capres atau cagub, artinya sudah mempertaruhkan nama baik. Maka tak ada cara lain selain bekerja keras. Ia memastikan, seluruh kader AMS akan menyusun strategi pemenangan hingga ke tingkat desa.

“Kami akan gerakkan mesin kami semua. Konsolidasi sampai tingkat desa,” ujarnya.

Menurut dia, salah satu alasan memberikan dukungan itu lantaran merasa punya utang budi kepada Presiden Jokowi. Menurut dia, Jokowi sudah melakukan pembangunan luar biasa di Jawa Barat. Salah satunya adalah revitalisasi Sungai Citarum dan pembangunan tol hingga ke Cilacap. “Kami ingin program baik saat ini dilanjutkan ke depan. Saya punya keyakinan Pak Ganjar bisa karena mau menerima saran dari orang lain,” tuturnya.

Menurut dia, salah satu harapan saat Ganjar memimpin adalah memberikan perhatian kepada Jawa Barat melalui pencabutan moratorium pemekaran daerah di Jabar. Menurut dia, pemekaran daerah ini penting untuk meratakan pembangunan di Jabar. “Karena saat ini pembangunan di Jabar tertinggal dibanding Jawa Timur dan Jawa Tengah,” pungkasnya. 

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Rakyat Merdeka.