Partai Nasdem masih bergelut dengan isu reshuffle kabinet.
Wacana itu semakin menguat setelah Presiden Joko Widodo mengaku sengaja tidak mengundang Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, dalam pertemuan bersama para ketua umum partai politik pendukung pemerintah.
Baca Juga: Refly Harun Sebut Pencalonan Anies dan Mejengnya Menteri NasDem di Kabinet Tak Saling Terkait
Alasannya karena Nasdem sudah punya koalisi sendiri yaitu Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres di Pilpres 2024.
Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menganggap isu reshuffle yang menghantui Nasdem lebih kental kepada nuansa politis.
"Reshuffle hanya pemuas politis. Karena kita melihat pernyataan Pak Jokowi yang mengarah kepada Nasdem hanya karena perbedaan pandangan politik, bukan kinerja," katanya saat dihubungi Akurat.co, Senin (15/5/2023).
Jamiluddin mengaku tidak setuju jika Presiden Jokowi melakukan reshuffle terhadap menteri-menteri dari Nasdem. Pasalnya, kinerja yang ditunjukkan anak buah Surya Paloh di Kabinet Indonesia Maju sangat memuaskan.
"Kalau isu itu benar, tentu perlu diperjelas alasan reshuffle dilakukan. Bila reshuffle karena atas dasar kinerja memang sudah seharusnya dilakukan tapi menteri Nasdem ini kinerjanya baik-baik semua. Jadi tidak seharusnya reshuffle dilakukan," jelasnya.
Baca Juga: Jokowi Sebut Belum Ada Rencana Reshuffle Menteri NasDem
Diketahui, saat ini terdapat tiga menteri asal Nasdem di kabinet Jokowi, yakni Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo; Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate; serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO