Menu


Rizal Ramli Ungkap Alasan Politik Indonesia Tak Lepas dari NU

Rizal Ramli Ungkap Alasan Politik Indonesia Tak Lepas dari NU

Kredit Foto: Instagram/Rizal Ramli

Konten Jatim, Jakarta -

Ekonom senior Rizal Ramli menyebut bahwa politik Indonesia tidak bisa lepas dari Nahdlatul Ulama (NU). Hal tersebut disampaikan terkait fenomena banyaknya tokoh merapat ke NU untuk mencari dukungan atau cari calon wakil presiden (cawapres)

Selama ini NU identik dengan pulau Jawa, terutama Jawa Timur. Namun Rizal Ramli menyebut bahwa bahkan NU di luar Pulau Jawa juga sangat kuat. 

Baca Juga: Anggaran Mobil Listrik Untuk Pejabat Nyaris Rp 1M, Rizal Ramli: Kapan Giliran Rakyat Dibikin Senang?

"Di Sumatera Utara kelompok nomor dua ya NU, di Pada nomor dua ya NU. Daerah transmigrasi apalagi. Jadi selain di Jawa, di luar Jawa basis NU kuat banget," kata Rizal Ramil, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Total Politik, Minggu (14/5/2023). 

Rizal Ramli kemudian teringat cerita dari mantan presiden keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Bagaimana Muhammadiyah dan NU tidak bisa dekat. 

"Gus Dur diingetin certa bapaknya, waktu Pemilu 1955 kita bikin masuk NII, ya kita NU paling banyak nyumbang suara tapi yang lain anggep kita enggak canggih. Begitu pembagian menteri kita cuma dikasih dua, merasa yang lain lebih pinter. Kedua, abis itu yang dua, yang satu dipecat," kata Rizal Ramli. 

Baca Juga: PKB Daftarkan 580 Bacaleg, Berambisi Raih Semua Kursi DPR

Sentimen terhadap NU, kata Rizal Ramli, semakin terlihat ketika Gus Dur dijatuhkan dari kursi presiden. Ia menuebut saat itu yang intelek dan terdidik kebanyakan dari Muhammadiyah. 

Sering berjalannya waktu, politik Indonesia merasa bahwa NU harus dirangkut. Sayangya enggak semua tokoh NU tepat untuk dirangkul. 

"Cuma ada yang rangkulnya NU, main nebar duit doang," pungkas Rizal Ramli 

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024