Keinginan Partai Demokrat agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pendamping Anies Baswedan tak memunculkan respons positif dari mitra koalisi. NasDem dan PKS menargetkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menjadi pendamping Anies. Jika kedua parpol ini terus berpihak pada Khofifah, apakah AHY dan Demokrat akan hengkang? Jika Demokrat balik badan, Koalisi Perubahan bisa bubar di tengah jalan.
Saat ini, bursa cawapres Anies memang sudah mengerucut pada 3 nama. Ketum Demokrat AHY masuk dalam 3 nama itu bersama Khofifah dan eks Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher). Namun, posisi AHY hanya di urutan kedua.
Baca Juga: Muda dan Berprestasi, Mardani PKS Sebut AHY Masuk Top List Cawapres Anies Baswedan
Lantas siapa yang teratas? Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menuturkan, di internal partainya, Khofifah jadi cawapres terfavorit. Peluang eks Mensos itu untuk jadi cawapres Anies sangat besar. Alasannya, sosok pemimpin perempuan seperti Khofifah dianggap akan mampu menggaet pemilih dari kaum Ibu-ibu.
Apalagi, basis massa pendukung Khofifah di Jawa Timur, dianggap mampu mendongkrak elektabilitas Anies. Sekaligus membuka daya tarik Anies kepada kalangan Nahdlatul Ulama (NU). "Khofifah banyak dibincangkan di internal," kata Mardani.
Sedangkan Aher dipertimbangkan sebagai bakal cawapres Anies, karena sudah terbukti mampu terpilih dua kali dalam Pilgub Jawa Barat. Hal itu dinilai menjadi kelebihan, disamping segudang prestasi yang dimilikinya.
Terakhir barulah ada nama AHY. Putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, dianggap bisa mewakili kelompok milenial. "Beliau sosok yang muda dan berprestasi," ucap Mardani.
Bagaimana dengan NasDem? Seperti PKS, partai yang dinahkodai Surya Paloh itu, tak sepakat kalau cawapres Anies harus berasal dari internal koalisi. Wasekjen Partai NasDem Hermawi Taslim mengatakan, partainya sangat terbuka pada nama-nama di luar 3 partai.
Baca Juga: Khofifah atau AHY untuk Jadi Cawapres? Anies Baswedan Beri Jawaban Begini
"Cawapres tidak harus dari internal partai, dan boleh dari luar partai Koalisi Perubahan," katanya.
Sebelumnya, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan, cawapres Anies berasal dari internal koalisi. Kepastian ini, kata dia, berdasarkan pada pernyataan Anies sendiri yang memprioritaskan pendampingnya berasal dari 3 parpol; NasDem-Demokrat-PKS.
"Karena dari internal koalisi, mudah-mudahan Mas AHY yang nanti bakal dipilih jadi cawapres Anies," harapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno memprediksi, Koalisi Perubahan terancam bubar bila AHY tidak jadi cawapres Anies. Menurutnya, terbuka peluang Demokrat bakal balik badan dan membentuk poros baru demi mengusung AHY sebagai cawapres.
“Saya termasuk yang meyakini kalau AHY tidak diumumkan sebagai calon wakil presidennya Pak Anies Baswedan, sangat mungkin AHY itu akan balik badan mencari partai politik lain, mencari kongsi politik lain, untuk bisa maju bersama-sama,” ulas Adi, semalam.
Apalagi saat ini, Demokrat tengah didekati 3 parpol dari luar koalisi. Yakni Partai Golkar dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) lewat Airlangga Hartarto. Lalu didekati oleh Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Namun dari 3 parpol itu, Adi memprediksi, Golkar yang paling berpeluang gabung dengan Demokrat. Nantinya, AHY akan jadi pendamping Airlangga di Pilpres 2024. Apalagi, koalisi Golkar-Demokrat sudah cukup mengantongi tiket nyapres.
“Paling mungkin ya AHY berkoalisi dengan Airlangga Hartarto. Sudah klop menurut saya. Itu riil dan konkrit, bahkan kalau Demokrat dan Golkar berkoalisi, maka sangat mungkin juga PKB akan bergabung di dalamnya,” pungkas Adi.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024