Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan menjabarkan beberapa faktor penting bagi Prabowo Subianto untuk bisa dipertimbangkan dalam memilih calon wakil presidennya di Pilpres 2024.
Saat ini posisi cawapres Prabowo tengah diperebutkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Faktor pertama yang harus dipertimbangkan yakni presidential threshold. Partai Golkar dan PKB sama-sama sudah melampaui ambang batas pencalonan presiden 20 persen jika berkoalisi dengan Gerindra.
Baca Juga: Tanggapan Golkar saat PKB Mau Jadikan Airlangga Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Cak Imin
Faktor yang kedua adalah elektabilitas. Dilihat dari segi ini, Djayadi Hanan menyebut bahwa Airlangga dan Cak Imin sama-sama memiliki elektabilitas yang kompetitif jika disandingkan dengan Prabowo.
"Dari segi elektabilitas ini baik secara perorangan cawapres maupun ketika dipasangkan, memang data-data terakhir di LSI menunjukkan bahwa Prabowo-Muhaimin dan Prabowo-Airlangga itu cukup kompetitif dua-duanya," kata Djayadi Hanan dari kanal YouTube Metro TV, dikutip pada Jumat (12/5/2023).
Golkar dan PKB masih seimbang dan sama kuatnya dilihat dari kedua faktor di atas. Selanjutnya, faktor ketiga yang harus dipertimbangkan adalah komplementaritas dari segi ideologis. Di sini PKB lebih unggul dibandingkan Golkar.
Dari faktor komplementaritas ideologis ini, Airlangga memiliki ideologi yang sama dengan Prabowo yakni nasionalis. Sementara Cak Imin termasuk tokoh religius.
Dengan menduetkan Prabowo dengan Cak Imin, duet tersebut berpeluang mendapatkan ceruk suara yang lebih besar, dibandingkan Prabowo-Airlangga yang punya ceruk suara sama. PKB lebih unggul.
"Faktor ketiga yang mungkin berpengaruh adalah faktor komplementaritas dari segi ideologis. Di sini Cak Imin yang lebih unggul, karena Airlangga itu kan secara ideologis itu masuk kategori nasionalis, Pak Prabowo masuk kategori nasionalis," paparnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO